• Semalam Bisa Lima Kali 'Ngamar' Mau?
  • Tarif 'Ngamar' Naik Bang...
  • Acara Tivi Kita ‘kok’ Makin ‘ngga’ Mutu Yahhh,...
  • Judi Politik Itu Judulnya ‘Nyaleg’
  • Sebut Kami Tiongkok Atau Tionghoa Saja!
  • Harus Dibangun Tempat Judi Di Indonesia
  • Polah Wartawan, Main Potong dan Sok Pintar
  • Genting Highland Surganya Penjudi Asia
  • Melancong Ke Dataran Merdeka dan Batu Cave Malaysia
  • Mengunjungi Gedung Tertinggi Di Malaysia
  • Kawasan Alor, Jadi Segitiga Emasnya Kuala Lumpur
  • Kampanye dan Pengelolaan Menjadi Kunci Sukses Pariwisata Di Malaysia
  • KLIA Jauh Lebih Modern, Petugas Imigrasi Terkesan Ramah
  • Perayaan Tahun Baru Di Kasongan Meriah
  • Wartawan Lebih Miskin Dari Penerima BLSM
  • Si Vicky, Tokoh 'Isasi' Kontroversi
  • Zaman Laptop, Orang Malah Malas Menulis
  • Say No To ‘Perploncoan’, Hapuskan OSPEK
  • Sedikit Tentang Manfaat Berorganisasi
  • Warungnya ‘Pake’ Jablay

Tiket Pesawat

Rabu, 26 September 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Ilustrasi
Awalnya aku suka bingung, kenapa beberapa teman sering pesan tiket pesawat selalu pada waktu yang mepet ke waktu keberangkatan ketika menyambangiku kemari. Padahal dalam asumsiku, semakin jauh-jauh hari kita pesen, harga bisa dapat lebih murah.

Setelah iseng-iseng ngecek ke websetnya maskapai, baru aku mudeng kalau aku tak menyadari adanya perubahan trik marketing mereka di beberapa rute agar bisa kasih harga tinggi.

Sekitar dua minggu lalu aku ngecek tiket Palangkaraya-Jakarta dan menemukan harganya di kisaran 700 ribuan. Tidak ada tarif promo yang biasanya selalu muncul untuk pemesanan jauh-jauh hari kedepan. Pagi-pagi pada hari keberangkatan, aku iseng lagi buka websetnya. Lha kok malah harganya turun plus ada tarif promonya.

Bisa jadi banyak penumpang yang segaptek aku dalam soal cari tiket. Telanjur berasumsi kalau mau murah jangan mendadak. Tiap mau ngeluyur dengan biaya pribadi, aku suka cepetan pesen takut keburu naik harganya.

Ini sama kasusnya dengan pemahamanku atas tarif telepon dulu. Sejak jaman Telkom berkuasa sampai awal-awal munculnya hape, aku selalu dicekoki kalau mau nelpon murah jangan siang hari. Makanya aku sering nunggu malam kalau mau ngobrol panjang. Mana aku tahu kalau ternyata polanya diubah, nelpon sore justru lebih mahal dibandingkan siang atau pagi hari.

Semua ini memang salahku yang gaptek dan jarang mau cari-cari info semacam itu secara rutin. Apalagi untuk tarif hape yang begitu njlimet, sering berubah, tidak transparan dan banyak pencekikan di balik promonya. Mau kasih murah saja harus kebanyakan aturan dan pakai reg ini itu.

Sebuah resiko harus merugi karena kegaptekan diri. Tapi minimal aku jadi sadar, mungkin banyak hal yang telah berubah tanpa aku sadari. Seperti misalnya, selama ini aku berasumsi kalau orang lain selalu menganggap tampangku jelek…
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger