Wani Piro?

Sabtu, 30 Juni 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


“Wani Piro?” Sebuah kalimat yang sempat dipopulerkan sebuah iklan sigaret ini ku rasa sudah meng-Indonesia. Ironisnya lagi, dua kata berasal dari bahasa jawa bernada humor tersebut sudah menjadi slogan bagi sebagian dari kita. Mungkin anda tidak, namun bagaimana yang lain?

Saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah Borneo ini, aku sempat terbengong mendengar selogan yang sebelumnya diputar puluhan kali di tv setiap harinya keluar dari mulut seorang kawan disini. Kalimat ini terucap ketika dia diminta mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

Kalimat ini biasanya akan diikuti dengan negosiasi untuk menentukan jumlah nominal yang disepakati, dia ini baru mau mengerjakan yang diminta, bila orang yang memberi pekerjaan tersebut sudah setuju dengan imbalan yang diinginkan. Kalau si pemberi pekerjaan keberatan dengan jumlah nominal yang diinginkan sesuai tenaga, waktu dan pikiran yang diberikan, berarti tidak terjadi kesepakatan. Selanjutnya,  pemberi pekerjaan akan mencari orang lain yang mau menerima imbalan yang dia tentukan, sementara si  “Wani Piro?” akan mencari pihak yang dapat memenuhi keinginannya. Apakah hal tersebut salah?

Dalam dunia kerja dan usaha yang segala sesuatunya diukur dari transaksi untung rugi, ku rasa hal yang demikian ini tak sepenuhnya salah. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita bekerja atau berusaha hanya sekadar menginginkan jumlah nominal rupiah yang bisa kita terima? Apakah kita sudah bekerja mati-matian, membanting tulang, ibaratnya kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala, dari pagi sampai malam, hanya sebatas untuk mencari uang?

Melihat kenyataan ini aku teringat dengan apa yang belum lama bunda pesankan padaku, “dek Fitrah sayang, uang itu bukan segalanya meskipun segalanya pake uang,” awalnya aku sempat dang ding dong, namun setelah mendengarkan penjelasan demi penjelasan aku sedikit memahami apa maksud orang nomor satu dihatiku ini. Jangan pernah, _lanjutnya dengan sabar_ menjadikan uang itu orientasi utama dalam kerja dan usahamu, jika mau berhitung, hasil yang kita peroleh berupa uang, tidaklah sebanding dengan beratnya proses kerja yang kita lakukan.

Selain itu ada pesan lain dari bunda saat meginspeksiku di Palangka Raya beberapa waktu lalu, meski hidup ini tak semudah apa kata Mario Tengil _katanya_ paling  tidak sekedar buat bunga bahasa tak apalah. (haha hihi, kembali cairkan suasana, apalagi ketika bunda bilang sang motivator di acara golden ways itu “tengil”, setahuku bunda ini tak pernah absen tongkrongin itu acara).

Menurutnya, "bekerjalah melebihi bayaran yang kamu terima, dan kamu akan menerima bayaran melebihi yang anda kerjakan." Apa artinya? Dalam kalimat tersebut terkandung makna, kita diminta tidak membatasi diri untuk bekerja sesuai dengan upah yang kita terima. Jangan sampai terlontar kata-kata, “ah masa gajiku cuman segini kok dikasih tugas yang berat-berat. Ngga sesuai dong antara tantangan dan tentengan.”

Setelah memberikan pencerahan, bunda memintaku merenungkan apa maksud dari kalimat tersebut, meski akhirnya dijelaskan pula secara rinci,hehe, jika ada seseorang _lanjut bunda_ memberikan tugas atau pekerjaan kepada kita, sebenarnya ada tangan Tuhan di dalam proses pemberian itu. Tuhan ingin membantu kita dengan cara memberikan tugas atau pekerjaan tambahan melalui orang lain, namun, akhirnya kita sedirilah yang menentukan untuk menerima atau menolaknya. Jika kamu menerima tugas atau pekerjaan tersebut dan melaksanakan dengan semaksimal mungkin, maka kalimat selanjutnya adalah, "kamu akan menerima bayaran melebihi yang kamu kerjakan.” Ya, Tuhan yang akan memberikan bayaran melebihi yang kamu kerjakan.

Belum selesai ku tulis jurnal ini, seorang kawan menelpon. “Bro, ntar kalau ada berita pembangunan/kejadian, dikirim lah, kita masih di Jogja,” ujarnya.
“Wani Piro?” Tanyaku, hahahaha, Guyon bos.

Palangka Raya, 30/6 2012.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger