Politik Dagang Sapi

Minggu, 02 Desember 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Transaksi terselubung "Mafia Politik"
Ilustrasi; Jual beli sapi di Sumatera Barat/ist
Meski harga daging sapi belakangan ini membumbung tinggi, namun bukan pembahasan itu yang ingin saya (kata “aku” yang biasa digunakan di blog ini diganti “saya” aja ya sob) bahas, sama sekali bukan dan sama sekali tidak ada kaitanya. Bahkan juga sama sekali bukan dunia per-sapi-an yang ingin saya ulas.

Kembali pada judul diatas, “Politik Dagang Sapi” jika ada pertanyaan kenapa saya tertarik dengan istilah lama di dunia perpolitikan ini, sepertinya tidaklah sulit untuk menjawabnya, yakni karena isu terkait sapi masih seksi (baca; Harga Daging Sapi), dan barang tentu karena pembahasan ini akan memiliki kaitan yang erat dengan perhelatan demokrasi yang tidak lama lagi akan digelar serentak di seluruh kabupaten pemekaran di Kalimantan Tengah ini.

Saya yakin bagi sebagian aktivis, politisi senior sampai kelas nasi pecel dan sebagian masyarakat kita tidak asing lagi mendengar istilah Politik Dagang Sapi, tapi barangkali ada diantara kita tidak mengetahui pasti apa sebenarnya makna yang terkandung pada istilah tersebut? Dan mengapa sampai perdagangan hewan (Sapi) bisa dikaitkan dengan urusan politik? Kenapa juga tidak ada istilah politik dagang kucing, atau politik dagang ikan?

Kalau kita pernah mengamati atau bahkan pernah menjual-belikan sapi khususnya di daerah Sumatera Barat, tentu kita akan mengetahui bahwa ada hal yang unik pada saat dua orang bertransaksi dalam memperjual belikan sapi. Kedua orang tersebut melakukan proses tawar-menawar hanya dengan bersalaman, sambil menutup tangan mereka dengan menggunakan kain sarung, tanpa berkata-kata. Hanya sesekali mereka menggelengkan kepala atau mengangguk sebagai sebuah tanda setuju atau tidak setuju dengan penawaran yang diberikan. Sebenarnya pihak pembeli dan penjual sapi yang tengah bertransaksi sedang melakukan negosiasi, namun hal ini mereka lakukan hanya dengan isyarat tangan mereka yang ditutupi oleh kain sarung tersebut, sehingga tidak ada satu orang pun disekeliling mereka yang tau apa yang sedang mereka lakukan dalam proses transaksi itu.

Lain lagi ketika kita melihat proses perdagangan sapi yang dilakukan di sebuah daerah di Australia, Rockhampton. Di sana ada arena yang dijadikan tempat lelang untuk penjualan sapi. Uniknya, bahkan sapi yang dilelang tersebut bukan hanya sapi yang bisa kita lihat wujudnya, melainkan janin sapi yang masih ada di dalam perut induknya yang tengah hamil pun menjadi hal yang ditawarkan untuk dilelang. Ini disebabkan karena kondisi induk yang tengah mengandung tersebut adalah jenis bibit unggul.

Jika proses perdagangan sapi ini kita kaitkan dengan masalah politik, tentu saja istilah “Politik Dagang Sapi” ini bisa artikan sebagai menjalin sebuah kesepakatan antar pelaku politik yang tidak diketahui oleh orang lain di luar kelompok tersebut. Dan tentunya hal ini sangat bertentangan dengan prinsip keterbukaan dan transparansi, khususnya dalam kancah politik kenegaraan.

Bayangkan, bagaimana bisa sebuah kesepakatan yang mungkin dapat mempengaruhi hajat hidup orang banyak, dilakukan secara diam-diam dan hanya untuk memberikan keuntungan antar sesama kelompok yang terkait? Padahal kelompok tersebut sangat bertanggung jawab pada kesejahteraan masyarakat di negri ini.

Kita semua berharap, politik dagang sapi ini tidak terjadi lagi dalam perundingan antar kelompok-kelompok partai yang sedang menjalani proses pemilu. Atau bahkan terjadi dalam tubuh institusi Negara seperti DPR-RI/DPRD yang mestinya terbuka dalam memperjuangkan kesejahteraan kita sebagai rakyat Indonesia. Bagaimana dengan Katingan?

Kasongan, 2/12 2012.
Disclaimer; Tulisan ini dirangkai dari sebuah forum diskusi online, bertujuan semata-mata untuk pendidikan dan pecerahan. Semoga bermanfaat.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger