Valentine Day Bagiku

Rabu, 13 Februari 20130 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



#Peringatan, wajib open mindset!!!

Kondom Valentine/Ilustrasi/Ist
Sebagian muda mudi negeri ini mengidentikkan bulan Februari sebagai bulan kasih sayang. Bergeser pada tanggal 14 dengan perayaan Valentine Day. Meski demikian, republik yang mayoritas berpenduduk Muslim ini ternyata tak sedikit memandang perayaan ini dengan sinis.

Bahkan pro kontra perayaan harinya anak muda ini juga terjadi di Negara tetangga dengan penduduk mayoritas Muslim lainnya. Yang paling ekstrim, beberapa kalangan dengan hukum ala kaumnya sendiri telah meng”haram”kan perayaan Valentine tersebut, serta mengecam keras para saudara seiman yang tetap ikut merayakannya.

Lantas, apa yang mendasari kaum muda untuk ikut merayakan Valentine? dan apa yang mengakibatkan perayaan tersebut sangat dijauhi oleh saudara kita kaum Muslimin. Mari kita bedah sesuai dengan kapasitas saya sebagai blogger penjual kecap, jadi jika kurang berkenan mohon maaf.

Sebelum membaca tulisan ini lebih lanjut, mari kita lepas segala atribut fanatisme kita dan tentu jangan lupa baca dulu DISCLAIMER blog ini, pasang kacamata pluralitas dan siap netral tanpa memihak suatu kepercayaan tertentu.

Dari hasil riwa-riwi di jagat maya, sejarah perihal valentine day ditanggal 14 tiap bulan Februari memiliki beberapa versi; diantaranya,

Menurut Ensiklopedia Gereja Katholik yang ada, istilah Valentine merupakan hasil saduran dari asal kata Valentinus, yang berasal dari tiga cerita lama berbeda mengenai seorang Martir atau Santo (seseorang yang dianggap suci). Ketiga orang tersebut adalah: seorang pastor disebuah gereja di Roma, seorang uskup agung dari daerah bernama Interamma, dan yang terakhir adalah seorang martir dari sebuah propensi kekuasaan Roma di Afrika. Menurut seorang pemimpin tertinggi gereja Katolik di Roma tahun 496 M yakni Paus Gelasius II, menyatakan bahwa korelasi antara ketiga orang suci tersebut dengan hari kasih sayang memang tidak ada sangkut pautnya sama sekali.

Yang kedua. Di Inggris, dahulu kala ada sebuah cerita turun temurun mengenai legenda Santo Valentinus. Disana diceritakan, waktu jaman dahulu kala, seorang anggota pasukan perang dari Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, tetapi, berkat bantuan dari Santo Valentinus itulah serdadu perang tersebut bisa melaksanakan pernikahannya, walaupun dengan cara diam-diam. Maka pada waktu itu, bagi pasangan yang tengah dimabuk asmara lazim bertukar catatan dan memanggil belahan hatinya dengan sebutan Valentine.

Yang ketiga. Di Irlandia, pada tahun 1836 telah ditemukan jenazah Santo Hypolytus yang diidentifikasi sebagai jenazah Santo Valentinus. Maka oleh Paus Gregorius XVI, jenazah tersebut dipindah kesebuah komplek makam milik gereja Whiterviar yang berada didaerah Dublin, Irlandia. Semenjak saat itu banyak wisatawan, khususnya muda mudi yang datang tiap tanggal 14 Februari untuk melakukan ziarah.

Nah, seperti yang anda sekarang tahu, asal muasalnya ternyata masih ‘abu-abu’  tersebut jelas dari kepercayaan Katolik atau bisa disebut juga bagian dari sebuah ritual Kristenisasi. Maka untuk mengubur ritual yang masih kabur mengenai detail sejarahnya tersebut, pihak gereja Katolik Roma pada tahun 1969 menghapus acara-acara tersebut dari kalender rutin kegiatan tahunan gereja dunia.

Akan tetapi walaupun perayaan tersebut telah berusaha dikaburkan oleh pihak gereja, ternyata bagi masyarakat yang telah senantiasa melakukan tiap tahunnya, tidak bisa untuk memupus kegiatan tersebut dari agenda tahunan yang siap digelar. Mungkin bagaikan sudah mengakar daging perayaan tersebut ada didiri para penganutnya.

Lalu bagaimana dengan kondisi saat ini, perayaan hari kasih sayang juga masih saja banyak yang melestarikannya. Tidak sedikit masyarakat dunia menikmati perayaan valentine day tersebut. Karena mungkin kasih sayang merupakan bagian hidup dari manusia itu sendiri, maka tanpa disadari, karena kebiasaan tiap tanggal 14 Februari secara tidak langsung dijadikan simbol sebagai pengetuk dimulainya hari khusus, hari untuk mengungkapkan rasa sayang kepada semua yang mereka sayangi, entah itu suami, istri, pacar, orang tua, bahkan teman.

Sedangkan di Indonesia sendiri pada khususnya, yang telah ditahbiskan sebagai negera dengan masyarakat Muslim terbesar dunia, tidak sedikit para kaum mudanya yang turut juga larut kedalam suasana ceria mengikuti perayaan valentine. Seperti yang rekan-rekan Muslim tahu, Arab Saudi sebagai negera kiblat Islam diseluruh duniapun telah memberikan stempel ‘haram’ pada perayaan tersebut. Tapi kenapa para kaum muda penerus ajaran mulia malah berbelok arah mengikuti perayaan yang dianggap sabagai budaya ‘Agama Pagan’ (penyembah berhala)?.

Mungkin hal ini bisa terjawab karena efek dari influence industrialis yang memanfaatkan momen Valentine untuk mengeruk keuntungan lebih. Sekarang coba anda pergi jalan-jalan kepusat perbelanjaan, entah di mall, departments store ataupun market modern lainnya, pasti anda akan banyak menemui berbagai unsur ‘hiperbolis’ tentang apa Valentine itu sendiri.

Nah…dari sinilah pangsa sasaran kaum industrialis untuk mengeruk untung demi kepuasan pribadi tanpa memandang efek apa yang tengah menghangat dikalangan masyarakat sebenarnya. Tentu saja ‘kaum muda’lah yang belum mengerti benar apa itu sebenarnya Valentine dan seluk beluk sejarahnya manjadi korban terperdaya nan sempurna untuk dijadikan tumbal keegoisan pasar.

Sebenarnya bagi anda yang merasa tahu benar atau salah mengenai apa itu Valentine, tidak perlu untuk membuat statemen yang malah hanya memperkeruh suasana. Kita sebagai masyarakat Indonesia, tinggal dinegera Indonesia, negera yang majemuk, dengan keaneka ragaman yang berbineka tunggal ika, harusnya memberi pengertian lebih mengenai plus minus apa itu Valentine kegenerasi seiman, tanpa perlu menjatuhkan nilai kepercayaan lain atau melontarkan kata-kata berbau SARA untuk menyulut pertikaian.

Terakhir, bagi kawan-kawan seperjuangan, senasib dan sepenanggungan yang merasa sudah sreg dengan agenda Valentine ditanggal 14 nanti, ya udah tetap jalankan apa yang anda anggap benar dan bagi kawan yang tidak mengikuti atau tidak ingin merayakan perayaan Valentine, stay cool ajalah, nikmati perbedaan hidup dimasyarakat yang berbeda-beda ini. Salam Pluralisme!!!

Kasongan, 13/2 2013.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger