Screenshot Bedah Editorial MI on Metro TV |
Selama 10 tahun Elman
Saragih, wartawan senior, tampil di Metro TV pukul 07.00 sampai 08.00 untuk
membedah Editorial Media Indonesia. Tajuk rencana koran Media Indonesia yang
sejak dulu sangat kritis pada kekuasaan. Semacam watch dog, anjing penjaga.
Gaya Bung Elman ini sangat
khas dengan logat Medan + Batak yang segar. Selalu ada humor di balik kritik
kerasnya pada penguasa. Menertawakan penguasa yang makin tidak amanah. Koruptor
yang makin tak tahu malu.
Selasa pagi 20 Agustus 2013
Elman Saragih pamit dari televisi milik Surya Paloh itu. Dia merasa tak pantas
lagi muncul di situ sebagai tukang bedah editorial karena telah menjadi calon
anggota legislatif. "Secara moral saya harus mundur," katanya kepada
Leonard Samosir, pembawa acara.
Rupanya Bung Elman mengikuti
jejak Bung Sugeng yang lebih dulu pamit gara-gara sibuk mengurus Partai Nasdem.
Besar kemungkinan Bung Elman dicalonkan Partai Nasdem yang memang punya kaitan
dengan Metro TV.
Sebagai penggemar Bedah
Editorial, rasanya sedih juga ditinggal Bung Elman. Pria yang puluhan tahun
memilih jadi wartawan surat kabar, kemudian mengelola Metro TV, tampil dengan
gaya khas Medan saat membedah tajuk rencana koran ibu kota itu. Acara menjadi
segar karena gaya Bung Elman yang berlagak ndesit, lugu, tapi sangat menyentak.
Saya bayangkan
pejabat-pejabat yang dikritik hanya bisa cengar-cengir. Gaya Bung Elman tidak
frontal seperti Bung Sugeng tapi sama-sama kerasnya. Biasanya ada pengamat
macam Ondo dan Sunoto ikut nimbrung via telepon sehingga bedah editorial
menjadi sangat gayeng. Rame-rame mengkritik penguasa dengan cara bercanda.
Pernah saya lihat presenter
senior tampil sebagai pembedah editorial MI. Orangnya cerdas, wawasan bagus,
bahasa Inggris lncar jaya. Tapi dia tak punya gaya slengekan dan humor ala Bung
Elman. Bung Tommy pun masih terlalu serius. Kurang gayeng.
Sepuluh tahun membedah
editorial di Metro TV rupanya telah membuat Elman Saragih capek dan bosan.
Mengkritik tiap pagi dengan kata-kata yang makin kasar tapi korupsi makin
marak. Duit yang digarong koruptor makin banyak. Lantas apa gunanya bedah
editorial?
"Paling tidak rakyat
punya saluran untuk mengungkapkan unek-uneknya kepada penguasa. Ini semacam
kanalisasi," kata Bung Elman.
Kini Elman Saragih berjuang
untuk dipilih menjadi anggota DPR RI. Mudah-mudahan suaranya yang kritis di
media tak meredup di gedung parlemen. Kalau tidak terpilih ya sebaiknya Bung
Elman kembali menemani pemirsa minum kopi sembari membedah editorial di Metro
TV.
KASONGAN, 20/8 2013
Posting Komentar