Penulis Jempolan Itu Dahlan Iskan

Rabu, 14 Agustus 20130 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Wartawan, pengusaha, pejabat dan berbagai embel-embel yang tentunya dijalaninya dengan luar biasa, siapa lagi kalau bukan Dahlan Iskan, sang menteri BUMN. Setelah jadi dirut PLN, kemudian menteri, beliau tetap produktif menulis. Pak Bos [sebutan Dahlan Iskan] selalu saja menemukan ruang dan waktu untuk menulis di sela kesibukannya yang bukan main.

Berbagai tulisan dan catatannya selalu menarik dan sulit ditandingi wartawan atau penulis mana pun di negeri ini. Bahasanya sederhana, runut, enak, ngangeni. Tak heran begitu banyak orang, termasuk saya, yang ketagihan membaca Catatan Dahlan Iskan.

Meski, atas nama pribadi saya sempat kecewa dengan kebijakan redaksi tempatku mengabdi yang telah tidak lagi memuat tulisan-tulisannya. Sebelumnya, Tulisan Pak Dahlan bertajuk ‘Manufacturing Hope’ selalu berada di halaman depan bersama berita yang berdarah-darah, khas koran merah [ups…kata Bos saya kuning] anak grup Jawa Pos ini.

Kembali ke Pak Dahlan, Ketika diangkat jadi dirut PLN, banyak penggemarnya yang khawatir Pak Dahlan tidak menulis lagi karena sibuk mengurus listrik dari Sabang sampai Merauke. Tapi Pak Bos menjawab keraguan tersebut.

Meski sudah menjadi orang nomor satu di perusahaan setrum milik Negara ini, catatan-catatan Pak Bos tetap mengalir lancar. Membahas masalah listrik tapi tetap enak dibaca. Apa saja yang ditulis Pak Bos selalu menarik dan bikin orang ketagihan saking asyiknya. Maka, tidak salah kalau catatan Pak Dahlan sebagai dirut PLN itu dibukukan. Dan laris manis di pasaran.

Sekarang setelah jadi menteri BUMN, kesibukan Dahlan Iskan tentu berlipat ganda. Kalau sebelumnya hanya mengurus ‘byar-pet’ nya listrik, juga buruknya birokrasi didalamnya, kini harus mengurus ratusan BUMN. Lalu, bagaimana membagi waktu untuk menulis catatan atau esai atau bahkan feature yang pernah tertoreh dari jemarinya?

Namanya penulis kawakan [bukan sekadar wartawan, karena hanya sedikit wartawan yang benar-benar berbakat penulis], Pak Dahlan masih produktif. Buktinya, Tulisan-tulisannya dengan tema besar ‘Manufacturing Hope’ tetap mengalir lancar di Jawa Pos beserta anak pinak perusahannya setiap Senin. Kualitasnya tetap terjaga.

Tulisan-tulisan Dahlan Iskan setelah jadi pejabat rata-rata di atas 8000 karakter. Ini menunjukkan kelas beliau sebagai maestro jurnalisme tutur yang brilian. Tak banyak orang, termasuk reporter yang kerjanya sehari-hari menulis, mampu melakukannya. Apalagi sebagus Dahlan Iskan.

Jujur saya menyukai gaya tulis Pak Bos, bahkan banyak belajar dari tulisan-tulisannya, tapi saya tidak menginginkan menjadi sepertinya, karena saya ingin lebih hebat darinya.

Yuk berkualitas..!!!

‘Mari menulis apa saja, kapan saja, di mana saja, apapun kondisinya...dengan tetap menjaga kualitas’

KASONGAN, 14/8 2013
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger