Jangan Pernah Bertanya Soal “Konsisten”

Senin, 09 Januari 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Beberapa bulan terakhir terjadi pemberhentian karyawan besar-besaran di perusahaan yang saat ini menjadi tempatku cari makan, mulai dari staff, operator mesin cetak sampai wartawan yang ada di pelosok rimba, dalam hati sempat berujar “Tinggal tunggu waktu nih perusahaan gulung tikar,” tetapi yang terjadi sungguh berbanding terbalik, perusahaan mampu membangun biro-biro baru di pelosok rimba dengan omset puluhan juta, bahkan bos besar bilang bakal ada percetakan baru di daerah-daerah “Jadi kedepan koran kita bisa terbit tiap pagi di daerah-daerah,” katanya. Ternyata masih ada Bos yang kaya raya tetapi tidak pernah konsisten dalam pengelolaan perusahaan, hanya satu kata untuk komentari hal ini “Gendeng.”

Beberapa waktu lalu seorang teman pernah mengingatkanku, dalam hal apapun apalagi mengenai manajemen perusahaan jangan terlalu idealis dan sok pintar, Dia juga menyarankan agar aku melakukan pengamatan dan adaptasi dulu sebelum mengeluarkan segala kemampuan dan idealismeku, aku masih ingat betul dengan kata-kata sahabatku itu “Ini perusahaan keluarga dengan menggunakan manajemen kios, dimana Bos besar bebas mengambil keputusan sepihak tanpa kompromi dengan pihak lain, pahitnya akan muncul saat ada permasalahan.” Selain itu dia juga bilang “Jangan terlalu pede karena kamu ditarik langsung oleh sang Bos”.

Setelah beberapa rangkaian kejadian memilukan yang harus diterima oleh beberapa karyawan, aku sempat bertanya, “Apakah di jaman ini masih ada konsistensi yang seutuhnya?”

Ternyata konsistensi hanya sekedar slogan tanpa isi, karena kita memang terbiasa menggunakan standar ganda dalam menjalani kehidupan, tak ada lagi yang namanya konsistensi bila kita masih saja memperhitungkan untung dan rugi, kita saksikan saja para pejuang jalanan, awalnya memang rajin berteriak tentang kesejahteraan rakyat, begitu punya kesempatan duduk di kursi empuk, kebanyakan berubah menjadi anggota “hewan” yang sesungguhnya, kita sendiri yang sering hanyut ikut teriak anti korupsi, di kesempatan lain masih suka belajar korupsi kecil-kecilan, walau hanya mencuri waktu, misalnya masih menyempatkan diri mampir ke kantor untuk ngopi-ngopi sambil ngerokok kebal-kebul atau sekedar online komen sana sini di jejaring sosial atau blog pribadi, akhirnya tugas utama berburu berita terabaikan. Bahkan tak sedikit kuli tinta yang hanya bermodal notulensi hasil rapat untuk dijadikannya berita.

Menjadi baik seringkali hanya kepura-puraan belaka karena terbawa euforia sesaat, seperti saat bangsa ini memperingati hari pahlawan, dari sekedar status sampai jurnal blog didominasi kata-kata tentang cinta tanah air. Tapi baru saja mengetikan rasa nasionalisme itu, tanpa merasa dosa kita buka google untuk mencari donlotan lagu dangdut terbaru secara gratis, kalo memang benar kita nasionalis seperti yang baru kita tulis, kenapa tidak beli kaset berstatus legal agar para pekerja seni kita bisa lebih berkreasi. Konsistenkah itu..?

Beberapa waktu lalu aku berbalas komen, waktu itu seorang teman menulis tentang kebenciannya kepada arogansi Amerika,  lalu ku ketik dibawahnya;

“kalo benci Amerika jangan pake windows dong…” Bukannya ngerti malah ngeles, “tapi kan bajakan, bukan beli..” Lalu ku komen lagi, “Laptop kamu pake komponen Amerika juga lho...” Jawabnya, “Suka-suka gua dong. Duit-duit gua, emangnya laptop dapat nyolong..?” Nah lho…

Ada lagi yang masih jelas teringat dalam benakku, saat peringatan hari IBU, hampir semua orang menuliskan kecintaannya pada ibu, tapi nyatanya mama sms minta pulsa gag mau ngasih. Eh, kalau ini engga termasuk ding…

Intinya buat aku pribadi, sangat malas meneriakan kata konsisten karena dunia memang tidak mendukung. Kecuali kalau kita memang sudah siap dianggap aneh oleh lingkungan sekitar, dunia selalu berubah dengan cepat, dan memaksa kita harus se-fleksibel mungkin menjalaninya, berusaha konsisten hanya akan membuat kita ditertawakan orang lain. Seperti ketika aku ditanya ulang tahun ke berapa dan aku jawab 18, banyak teman yang komplain, “Masa’ dari tahun ke tahun masih 18 juga” Kujawab, Pan konsisten, bro…!!!
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger