Jangan Pernah Menilai Buku dari Sampulnya

Sabtu, 14 Januari 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Beberapa waktu lalu saat selesai liputan ke daerah saya menyempatkan diri mampir ke warung setempat untuk sekedar melepas dahaga dalam waktu bersamaan masuk juga seorang bocah kira-kira umur 9-an tahun selain jajan dia juga berdendang ria, “no gadis no gadis bos yuk…”


Entah kenapa dari penggalan lirik tersebut memaksaku untuk cari tahu apa yang bocah ini maksud, lalu saya tanya aja sama tuh bocah, “Apaan no gadis..?” bukannya jawab baik-baik tuh anak malah nyolot pake aksen Dayak Maanyan, “hahahaha rapuiii… gaul dong om…” lalu dia sambung lagi, “Nobody tau… Bukan no gadis…” Lalu saya tanya aja lagi sama tuh bocah, “Hepi amat, lu..? abis ketiban duren ya..?” lalu ia jawab “Ya seneng lah, aku baru jadian om,” lalu ku potong, “Hah..? Tuyul jadi-jadian maksud lu…?” lalu dia jelaskan, “Yaelah, jadian sama cewek kelas 3 om…”

Dari sinilah saya mulai berfikir, anak yang baru duduk di kelas 4 SD saja sudah mulai tahu kata “hamen hanyu” dan berdendang lagu-lagu yang membuat orang lain bingung yang dia sendiri juga tidak paham apa yang didendangkannya, ketika saya tanyaiin lagu anak-anak malah diketawain, dikatakan “ngga gaul”.

Tetapi terlepas dari itu semua, kesalahan persepsi yang selama ini medera dalam otak saya sedikit demi sedikit terkikis, dulu pernah berfikir jika warga dengan akses keluar yang sulit serta daerah-daerah yang kesannya terisolir karena pengelolaan negara yang memang tidak adil sehingga membuat mereka terasing dari dunia luar malah membuat mereka menjadi punya nilai lebih dibandingkan warga pulau jawa yang segalanya tersedia.

Saya yang lama hidup di jawa saja mana pernah nonton siaran televisi macam HBO, CNN atau MTV kecuali ketika ada teman ngajak kongkow di Corner Indomaret (Salah satu swalayan waralaba di jawa. Red) karena dirumah cukup pakai antena Ultra High Frequency (UHF), ditengah hutan kalimantan tepatnya di wilayah Kabupaten Barito Timur (Bartim) yang namanya televisi satelit sudah jadi barang umum, tidak perlu heran jika ada rumah kategori sangat sederhana sudah terpasang parabola berbayar dan genset, dimana hal ini masih dianggap barang mewah oleh sebagian besar penduduk Jawa.

Kalau di Jawa, Ibu-Ibu ngumpul paling banter ngobrolin sinetron, disini sudah menjadi hal umum anak SD cerita tentang film asing yang masih newrilis (Baru. Red) dan belum pernah di putar di televisi lokal, selain tiu pergaulan abege sudah tidak kalah dengan mereka yang ada di kota, bedanya disini masih banyak norma-norma yang berlaku sehingga tidak terlalu terbuka dipamerkan didepan umum.

Beberapa kasus kesalahan persepsi ini juga sering terjadi dengan sebagian orang luar Kalimantan yang sering mengganggap orang Dayak sebagai sosok yang menyeramkan, kejam dan sadis walau gadisnya cantik-cantik, padahal kenyataannya jauh berbeda, orang Dayak sama saja dengan orang dari suku-suku lainnya dimana selalu ada orang baik dan ada juga yang jahat, soal mereka kelihatan dominan, itu bukan masalah kesukuan atau pribadinya semata, melainkan karena budaya yang punya kawasan, merasa yang punya wilayah, wajar kalo kadang ada yang sedikit arogan terhadap pendatang, hal semacam ini juga berlaku di seluruh penjuru dunia, jangankan berbeda etnis, masih satu suku saja, kalau misalkan ada cowok yang ngapelin cewek ke kompleks lain, cowok-cowok setempat suka malakin yang ngapel,

Terlepas orang Dayak suka dianggap kasar, saya pikir hanya karena masalah kebiasaan bicara saja, namanya di hutan mana bisa bicara sambil bisik-bisik seperti priyayi kraton Solo, jadi intinya kita tidak bisa mengatakan seseorang menakutkan hanya karena gaya bicara tanpa melihat isi hatinya, “Do not judge a book by the cover, artinya; buku jangan dimasukin koper, dibaca dong...”
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger