Siapa sih yang ngga tau Hand Phone (HP/hape)? Alat komunikasi
yang beberapa tahun lalu masih menjadi barang mewah, kini sudah menjadi barang
umum yang lebih mudah kita jumpai dibanding sebungkus kacang goreng atau pisang
rebus. Barang yang dulunya hanya tersedia dengan harga di atas sejutaan (Paling
murah tuh) belum lagi mahalnya kartu perdana yang selangit, kini terjun bebas
dengan banderol ratusan ribu saja, bahkan itu udah termasuk perdananya
Selain itu tarif nelpon
dan smsnya juga murah meriah, jika sepuluh tahun lalu nelpon semenit saja harus
merogoh kocek 2.500 perak, apalagi saat itu masih berlaku yang namanya roaming
jika kita nerima telpon dari luar daerah regional (SLJJ; Sambungan Langsung
Jarak Jauh). Lagi-lagi itu dulu, kini dengan 1.000 perak aja bisa nelpon sampai
bantre hape njeblug. Mungkin hal ini
hanyalah strategi bisnis dimana semakin banyak usser semakin murah pula harga yang
ditawarkan.
Aku pribadi tak begitu
ambil pusing dengan strategi bisnis mereka, yang terpenting bagiku, bagaimana
memanfaatkan teknologi berupa hape ini seefektif mungkin. Sebagian banyak
manusia di republik ini punya hape, tapi sayangnya banyak yang gagap
berkomunikasi efektif via hape yang mereka miliki. Komunikasi yang ku pahami
adalah menyampaikan keinginan, mengekspresikan kemauan supaya orang lain tahu
apa yang kita kehendaki.
Ada beberapa poin yang
mungkin bisa dijadikan latihan berkomunikasi via hape yang efektif. Poin
pertama yang harus selalu diingat pada saat kita bicara adalah menyebutkan
objeknya terlebih dahulu, supaya terlokalisir dan tidak lupa. Banyak orang yang
berbicara tidak efektif, terlalu banyak basi-basi sehingga inti dari yang ingin
dibicarakan menjadi lupa.
Kedua, kemukakan dengan
singkat dan jelas. Saat poin kedua ini dilakukan terkadang lawan bicara
merespon dan menanyakan alasan kita atas pernyataan yang kita kemukakan diawal
pembicaraan, nah baru kemudian kita bisa mengemukakan apa yang menjadi alasan kita,
yang terpenting inti dari yang ingin kita utarakan sudah tersampaikan diawal
pembicaraan. Hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 detik saja pembicaraan
sudah sudah bisa diclose.
Kita bisa memulai melatih
diri kita sendiri untuk bisa berkomunikasi efektif. Kita gunakan media secara
tidak langsung dan seadanya, coba bicara tentang diri kita sendiri dengan sudah
mencakup bahasan yang cukup bisa dimengerti selama satu menit, misalnya kita
berbicara tentang apa yang paling berkesan pada saat kita masih kecil,
berbicara tentang pengalaman masa lalu karena orang biasanya merasa senang jika
bicara atau menceritakan tentang dirinya sendiri. Berbicara tentang pengalaman
masa kecil yang sering berkesan dengan dimulai dari objeknya.
Contoh: “Pertama kali
dibelikan mainan oleh Orang tua” Kemudian merambah ke waktu, usia, dst pada
saat itu. Selanjutnya coba susun dengan menggunakan kata yang bisa disampaikan
dengan cepat, tepat, dan mudah dimengerti dan kita harus membuat suatu
kesimpulan setelah kira-kira kurang 15 detik sebelum waktu berakhir, bahwa
“ternyata pada saat saya masih kecil itu yang namanya mainan harganya sangat
mahal maka pada saat saya dibuatkan ayah mainan dari kulit jeruk yang dibentuk
kereta-keretaan saja rasanya sudah senang sekali dan begitu berkesan”.
Pembagian waktunya yaitu 45 detik berbicara dan 15 detik menutup beserta dengan
kesimpulan. Durasi satu menit sangat normal dan standar sekali untuk berlatih,
tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang.
Kita boleh melatih bicara
efektif didepan adik atau anak kita dengan menceritakan cerita yang nyata
jangan fiktif (bohong) supaya tidak mengarang, karena jika sudah mengarang akan
membutuhkan energi yang lebih. Dalam berlatih harus dengan orang lain atau
menggunakan timer dengan tujuan untuk mengingatkan 15 detik waktu yang tersisa
untuk menyimpulkan yang sudah kita ceritakan tadi, itu menandakan bahwa dalam
satu menit kita sudah mampu menyampaikan sesuatu dengan tepat dan lengkap
sampai ke kesimpulan mencakup prolog, isi (konten), dan resume.
Jika kita sudah latihan
misalnya di depan anak-anak maka suatu saat nanti jika harus berbicara di depan
umum untuk memberikan sambutan yang berdurasi satu menit kita sudah tidak
canggung lagi. Latihan ini sangat efektif sekali dan tidak perlu banyak
improvisasi, hanya berlatih untuk ketat terlebih dahulu dan tidak mensuggest,
nasehat ini dilakukan karena banyak sekali orang lain yang sangat sulit
mengungkapkan apa yang dirasakan.
Banyak masalah yang
menjadi pertanyaan di luar sana, beberapa diantaranya “mengapa bicara dengan orang
yang ditaksir sulit? Mengapa selalu misunderstanding dengan teman? Mengapa kok
saya selalu diberi predikat bahwa orang yang sangat ceriwis? Mengapa kok saya
diberi predikat orang yang tidak tahu hati orang lain sehingga kalau bicara
selalu menyakitkan? Mengapa saya dianggap pimpinan yang tidak mengerti umatnya?
Mengapa kok saya menjadi leader yang dimana teamwork saya tidak jalan karena
saya dianggap tidak bisa berkomunikasi?’. Masalah itu semua dikarenakan
kurangnya berlatih untuk berbicara secara efektif apalagi kalau sudah mengenai
emosi.
Maka, untuk berlatih coba
gali pengalaman-pengalaman yang melibatkan emosi, hal yang sangat menyenangkan,
menjengkelkan dalam hidup kita sehingga kita memang terbawa emosi.
Penerapan bicara/komunikasi
efektif harus bisa kita aplikasikan saat melakukan komunikasi via hape. Udah nelpon
lama, malah orang yang kita
telepon tadi masih gantian menelepon kita (miscommunication), saat nelpon
harus betul-betul tepat guna dan apa yang dibicarakan harus bisa dimengerti.
Jadi, pada saat kita menyampaikan instruksi atau keinginan terhadap seseorang,
cobalah untuk membicarakannya secara efektif (Berkomunikasi efektif).
Yang masih suka begadang
buat nelpon, perlu belajar nih.
Posting Komentar