Adakah Wartawan Jempolan Yang Akan Muncul Dibalik Jatuhnya SSJ 100

Jumat, 11 Mei 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


TERSENYUM; Dahlan Iskan (Sumber; Ist)
"Perang kerap melahirkan pahlawan baru, Musibah akan memunculkan wartawan jempolan," kalimat tersebut mungkin akan jadi anekdot baru di dunia jurnalisme Indonesia, jika kita membaca otobiografi sang bos media (Jawa Pos Group), Dahlan Iskan, ternyata karir besarnya di dunia media di awali dengan sebuah ivestigasi kecelakaan besar tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas.

Pernah dengar Tampomas? jika anda penyuka lagu-lagu Iwan Fals, pasti tidak akan asing lagi dengan nama tersebut. Tampomas, atau lebih tepatnya Tampomas II, adalah nama KM bekas yang tenggelam pada 25 Januari 1981 di sekitar Kepulauan Masalembo, Jawa Timur. Kapal itu berlayar dari Jakarta menuju Ujungpandang. Kapal ini terbakar selama dua hari di tengah laut, dan akhirnya karam. Lebih dari 400 nyawa melayang. Bahkan ada yang menyebut jumlah korban tewas mencapai 666 orang, termasuk nahkoda Abdul Rivai.

Come Back to Dahlan Iskan, entah apa yang ada dibenak orang nomor satu di kementrian BUMN ini, ketika menyimak berita jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) belum lama ini. Mungkinkah serupa denganku, "Mengapa pesawat yang konon sudah dibikin super canggih tidak bisa menaklukkan dirgantara Indonesia?"

Tapi mungkin juga Ia punya penerawangan lain terkait kecelakaan tersebut, atau bisa jadi Dahlan Iskan menerawang jauh dan teringat suatu masa ketika KMP Tampomas tenggelam dan mengakibatkan ratusan nyawa melayang. Saat kecelakaan maut itu terjadi, Dahlan Iskan berada di Surabaya. Kala itu ia mengepalai Biro Tempo Jawa Timur. Kemudian melayanglah penugasan dari Jakarta untuk meliput peristiwa itu secara langsung.

Dengan menumpang KM Sangihe (kapal yang pertama dipakai untuk mengevakuasi penumpang KMP Tampomas) Dahlan menjadi satu-satunya wartawan yang meliput langsung musibah itu karena akses menuju lokasi kejadian memang cukup sulit. Tiga hari tiga malam, ia mengumpulkan cerita terperinci untuk merekonstruksi tenggelamnya KMP Tampomas.

Di atas KM Sangihe, dengan bau mayat yang menyengat, Dahlan Iskan mewawancarai hampir seluruh awak kapal. Ia juga berhasil mendapatkan foto-foto kebakaran di KMP Tampomas. Foto-foto itu adalah hasil jepretan awak KM Sanghie. Tidak hanya itu, Dahlan Iskan pun mewawancarai para korban selamat yang dirawat di rumah sakit setempat.

“Rajutan ceritanya yang dimuat di edisi 7 Februari 1981 begitu hidup. Membaca tulisan Dahlan laksana berada di lokasi kejadian. Suasana tegang dan cemas begitu terasa,” demikian pujian atas karya jurnalistik Dahlan Iskan, sebagaimana tertulis di buku “Cerita di Balik Dapur Tempo: 40 Tahun (1971-2011)”.

Pemimpin Redaksi (Pemred) Tempo saat itu, Goenawan Mohamad, mengakui dahsyatnya reportase Dahlan. “Dahlan wartawan hebat,” kata empunya Catatan Pinggir yang terkenal lebih sering mengritik ketimbang memuji itu. Hasil kerja Dahlan Iskan terus dikenang hingga kini. Laporan tenggelamnya Tampomas II bahkan disebut-sebut sebagai akar investigasi ala majalah Tempo.

Jadi, begitulah, nama Dahlan Iskan kian berkibar gara-gara musibah tenggelamnya KMP Tampomas yang membuat ratusan orang tewas. Setelah itu ia makin dikenal sebagai wartawan handal sekaligus pebisnis ulung. Berkat kepiwaiannya, ia dipercaya untuk memimpin Jawa Pos. Koran kecil di Surabaya pada era 1980-an itu kini menjelma menjadi salah satu grup media raksasa. Bukan hanya berbentuk koran, produk Group Jawa Pos meliputi juga majalah, tabloid, situs internet, stasiun televisi, bahkan event organizer.

Tanpa mengurangi rasa belasungkawa kepada keluarga korban, namun hingga kini penyebab jatuhnya pesawat SSJ 100 yang menewaskan puluhan korban dalam waktu sekejap tersebut masih simpang siur. Banyak wartawan yang meliput. Apakah peristiwa besar itu bakal melahirkan wartawan jempolan seperti Dahlan Iskan? kita tunggu saja.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger