Dahlan Iskan, Menteri BUMN; Untuk
menjadi pengusaha, seseorang harus berani mencoba, tekun berjuang, mampu
menghadapi tekanan. Bila gagal, bangkit lagi sampai bisa. Jangan putus asa.
"Hidup ini seperti bersepeda" |
Minggu
kemarin, tiba tiba saja seorang kawan sms dan menanyakan kapan aku bersepada
lagi bareng. Dengan berat hati ku kirim balasan sms, “sory sizt, sepeda
ku udah ku kasih kawanku di Palangkaraya”. Karena lama tak saling menghubungi,
sepertinya dirinya belum mengetahui jika saat ini aku tak lagi menjalani
kesibukan yang sudah setahun lamanya ku tinggalkan.
Dari
sekian percakapan via sms dan telephone, aku ungkapkan jika diriku tak lagi “Bike2Work”
meski demikian aku takkan pernah lupa dengan filosofi bersepeda yang pernah
kawan kawanku dulu share di komunitas.
Ternyata
ada banyak hal yang bisa kita jadi filosofi kehidupan kita. Misalnya, tentang
bersepeda di jalur tanjakan dan turunan. Saat sedang menanjak, janganlah terlalu
bernafsu mencapai puncak, atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran, supaya
efektif mencapai puncak, dan tentu saja tetap konsentrasi untuk menghadapi
turunan.
Saat
sedang menurun, janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem, kamu akan
terjungkal dan makin terpuruk, Ikuti alur jalannya, seimbangkan remnya, ambil
momentum putarannya, hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang tenaga.
Selain
itu, Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer, tapi lebih pada menikmati
setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer tersebut. Begitupula kehidupan,
hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap
detik untuk mendapatkan umur tersebut.
Bersepeda
juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya, tapi bagaimana
menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan
mengesankan, yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya
menggunakan sepeda untuk kita banggakan harganya.
Begitu
pula kehidupan, kehidupan bukan masalah harta yang kita dapatkan, tapi
bagaimana memaknai harta yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih
berharga secara batin, bukan hanya secara nominal.
Ada
pepatah Jawa bilang, “urip kuwi golek jeneng, ojo golek jenang”
Terjemahan
bebasnya, “hidup itu cari nama bukan cari makan”, maksudnya hidup itu harus
bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup
hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa.
Sama
dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada
saat kita membelinya, bukan pada saat menaikinya, bukankah menaikinya itu terlihat
dan terasa lebih menarik.
“It
is about the journey, not the destination. Because life is a journey …”
Kasongan,
7/1 2012.
Disclaimer;
Filosi bersepeda dari hasil sharing dengan kawan kawan komunitas sepeda “Bike2Work”
Semarang.
Posting Komentar