Jikalau ku
mengenang jejak, ada satu pelajaran berharga yang kudapat; “Cinta Butuh
Dewasa”.
"Cinta" |
Dulu
saat ku pertama mengenal cinta yang kupahami secara kasat, Aku mampu memberikan
cinta, aku mampu menelepon cinta, aku mampu tertawa bersama cinta. Hingga
prahara datang membordirku dalam bentuk yang tidak lagi kupahami.
Sadar;
“Cinta Telah Hilang”.
Pernah
kutanyakan pada cinta, “Apakah engkau membutuhkan aku menjadi dewasa?” Cinta
hanya tersenyum, lalu menjawab singkat “Tidak,” begitu katanya. Awalnya aku
mengira jawaban Cinta jujur adanya, hingga ketika prahara datang bahwa semua
adalah dusta. Karena akhirnya aku paham jika ternyata, Cinta butuh dewasa.
Dewasa
datang bak hantu blawu, seperti gundorowo, begejil, dedemit dan semacamnya, Aku
takut, aku tak berani menyerangnya. Karena aku ingin Cinta bahagia, makanya aku
diam. Dan aku semakin paham, Cinta butuh dewasa.
Aku
berlari ke belakang, aku takut, aku bingung, aku galau, ketika Cinta
melayangkan email ke inbox ku, “Kamu jangan lagi menghubungiku, ya. Kita
PUTUS”. Setelah mendapatkan tempat gelap yang nyaman, aku baru mulai bernafas,
ku dengar nafasku sengal-sengal.
Tempat
itu gelap, pengap, sunyi, sepi, namun aku nyaman, karena ku rasa tempat inilah
yang cocok untuk melupakan Cinta. Tapi ternyata aku salah, Cinta selalu ada tak
pernah terlupa.
Aku
baru tahu bahwa aku masih sayang Cinta. Saat mendengar namanya disebut, dadaku
berdebar, wajahku merah, aku rindu, aku kangen Cinta. Tapi Cinta tidak
membutuhkanku lagi. Cinta cuma butuh dewasa. Cinta telah mendapatkan seseorang
itu. Cinta sekarang telah bersama dewasa.
Aku
benci dewasa, tapi aku tak bisa bilang, karena aku takut Cinta sakit hati, jika
kukatakan aku benci dewasa. Aku ingin Cinta bahagia, selalu kukatakan. “Tak
peduli pria di depanmu yang kau ikuti, aku tetap ada di belakangmu,
mendorongmu, dengan cara yang tidak pernah kau duga”.
Langit
biru, awan masih tetap putih, bias lautan yang terpantul di atmosfir bumi,
sungguh keindahan yang selalu ditulis oleh para pujangga. Langit lantas hitam
ketika malam bermuara di tepian, ketika cahaya telah lari ke sebelah. Untuk
Cinta, aku tetap cinta.
Pagi
tadi, dari awal aku bangun, aku terus memikirkan Cinta. Namanya selalu kueja
pelan. Aku tidak tahu, apakah dia sudah lupa aku? Dia terlalu membenci aku.
Dikatanya, semua hinaanku tak akan pernah dia lupa. Memang dulu aku salah,
karena aku terlalu cinta; Aku Tidak Dewasa.
Namun
apapun itu, dia adalah pengalaman yang tak pernah ku lupa, Cinta adalah
pertamaku saat berjalan bersama, Cinta adalah ruhku. Saat Cinta bilang, dewasa
itu indah, aku tersenyum, aku bahagia karena cinta bahagia. Aku menangis karena
Cinta menangis, itu semua karena aku cinta.
Sekarang,
sedikit demi sedikit aku belajar berdiri, tertatih berjalan dengan dua kaki,
menegakkan punggungku. Aku katakan pada cinta melalui tulisan-tulisanku, “Aku
ingin melamar bidadari”.
Mengenang
masa itu, Kasongan Minggu, 6/1 2012.
Tentangmu;
Ngekang, Bukan Solusi Perselingkuhan
Bulan Sakral Sang Malaikat
Judulnya "Rindu"
Apa Alasanku Membencimu "?"
Kenangan Bukan Untuk Dilupakan
Aku merindukanmu sayang
Dari Ujung Kota Loenpia
Melepasmu
Menghapusmu
Dunianya Maya
Untukmu Sayongs Q
>>> Selamat Ulang tahun sayang, ...
Aku telah memilihmu…
Tentangmu;
Ngekang, Bukan Solusi Perselingkuhan
Bulan Sakral Sang Malaikat
Judulnya "Rindu"
Apa Alasanku Membencimu "?"
Kenangan Bukan Untuk Dilupakan
Aku merindukanmu sayang
Dari Ujung Kota Loenpia
Melepasmu
Menghapusmu
Dunianya Maya
Untukmu Sayongs Q
>>> Selamat Ulang tahun sayang, ...
Aku telah memilihmu…
Posting Komentar