#Aku ingin menjadi bagian dari sejarah
Sudah terlampau banyak yang ku simpan di jagat yang tak bisa diraba ini. Iya, di sinilah rasa ini tersimpan. Rasa yang mungkin akan menjadikanmu sesak.
Setiap puing ku rangkai dan ku torehkan disini. Atau menjadi sesuatu yang terlewat begitu saja tanpa bisa engkau abadikan dan engkau ambil pembelajaran darinya.
Aku menyadari, betapa dahsyatnya menulis? Aku benar-benar merasakan bahwa menulis itu adalah salah satu meditasi yang mujarab, terhadap segala jenis “sakit” yang ku rasa.
Menulis itu bagai obat, Menyembuhkan. Pun jika bahagia, menulis itu bagaikan memiliki seorang kawan setia yang selalu bersedia menjadi tempat curahan kebahagiaan itu. Menullis itu sebuah keabadian. Menulis itu berbagi. Menulis itu pembelajaran. Menulis itu adalah seni. Menulis itu membahagiakan. Dan akhirnya, menulis itu "candu".
Bagi sebagian orang yang mungkin secara tak sengaja menemukan tulisan-tulisanku, mungkin orang-orang akan menganggap bahwa tulisanku hanyalah goresan-goresan tak penting. Mungkin.
Namun, sama sekali tidak bagiku. Bagiku, tulisanku adalah hartaku. Harta yang tak ternilai harganya. Tak bisa diulang “momentnya”. Tak bisa diulang “rasa” yang ada pada tiap huruf tulisan itu. Menulis itu ajaib.
Biarkan saja, aku akan terus menulis. Sampai kapanpun. Sampai mati nanti, aku akan terus menulis. Whatever you say, I don’t care, I will always to write something.
Dengan menulis, aku bebas bersua. Bahkan lebih merdeka daripada kemerdekan republik tempe ini.
Aku akan terus merekam semua perjalanan hidup dengan tulisan. Biarkan saja, aku akan terus menulis. Iya, aku akan terus menulis, sampai nanti, sampai ruh terpisah dengan jasad. Biarkan aku menulis, Mewarnai zaman sebelum ditinggalkannya.
Kasongan, 6/1 2013.
Posting Komentar