Lari Dulu Baru “Berhitung”

Kamis, 28 Februari 20130 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



#Strategi juga bagian dari perhitungan

Dari pada mikir warung bulek buka untuk menikmati secangkir kopi, mendingan nyeloteh dulu di jagat maya. Ngoceh soal warung kopi memang tak akan ada kata tamat dengan segala macam perbincangan,  ngga percaya? Pasti belum pernah ngopi di warung.

Selain gosipin anak ayam tetangga yang terlahir mulus tiada terkira, tak jarang kami saling sharing soal kehidupan. Nah, di sesi inilah ada seorang kawan yang mengkritik caraku menjalani hidup, katanya sih sering ngga pake itungan.

Mungkin saja kawan ini tak keliru, namun menurutku itu tak sepenuhnya begitu. Memang ilmu matematika yang penuh dengan kombinasi angka ini merupakan bahasa paling universal dan tak bisa lepas dari segala aspek kemanusiaan. Buktinya orang buta huruf pun 99,99% bisa berhitung khususnya ngitung duit.

Maskipun ternyata benar bahwa orang harus banyak berhitung agar jadi juara dalam hidup. Tapi itu tetaplah pisau bermata dua yang punya efek berlawanan. Banyak orang yang penuh perhitungan bisa meraih sukses. Namun yang gagal karena kebanyakan perhitungan juga tak kurang-kurang. Itulah sebabnya kenapa aku berusaha proporsional dalam menghitung langkah hidup. Karena aku tidak begitu ambisi menjadi juara walau tak ingin jadi pecundang.

Mungkin pemikiranku ini bisa dianalogikan seperti dua manusia yang sedang dikejar harimau kelaparan;

Boleh saja kita maksa menghitung rasio lari kita dibanding harimau agar bisa selamat. Namun memikirkan kecepatan kita yang hanya 15 km/jam sementara harimau bisa 60 km/jam hanya akan memunculkan rasa pesimis menghadapi kenyataan. Rasanya bukan semangat 45 yang muncul. Melainkan rontoknya moral setelah berbagai rumus perhitungan digunakan menemukan hasil sama, "mau lari kencang mau pelan tetap saja ketangkep..."

Padahal tak perlu kita mikirin kecepatan harimau yang sudah jelas-jelas tak tertandingi. Mendingan kita buat perhitungan lain yang lebih memungkinkan kita jalani. Misalnya menghitung kecepatan lari teman kita dan berusaha selangkah lebih cepat dari dia. Toh harimau bakal berhenti mengejar saat sudah mendapatkan mangsa. Hehe pisss… ini harimau gan…

Ilmu menghitung seperti ini aku dapatkan dari pengamatan yang ku dapatkan dari kawan-kawan disekelilingku. Begitu banyak orang yang terpuruk ingin segera bangkit, namun caranya berhitung terlalu tinggi sehingga merasa bahwa sukses itu terlalu jauh dari jangkauan.

Intinya aku tak suka perhitungan rumit yang hanya membuatku sibuk berhitung sampai lupa untuk bergerak. Tak masalah dapatnya sedikit, daripada berharap banyak tapi malah jadi tekor.
Kira-kira begitu, kawan... yang jelas hidup ini tetap indah dan sederhana, ngga perlu dibikin rumit!!!

Kasongan, 28/2 2013.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger