#Strategi
juga bagian dari perhitungan
Dari
pada mikir warung bulek buka untuk menikmati secangkir kopi, mendingan nyeloteh dulu di jagat maya. Ngoceh soal warung kopi memang tak akan ada
kata tamat dengan segala macam perbincangan,
ngga percaya? Pasti belum
pernah ngopi di warung.
Selain
gosipin anak ayam tetangga yang terlahir mulus tiada terkira, tak jarang kami saling
sharing soal kehidupan. Nah, di sesi inilah ada seorang kawan yang mengkritik
caraku menjalani hidup, katanya sih
sering ngga pake itungan.
Mungkin
saja kawan ini tak keliru, namun menurutku itu tak sepenuhnya begitu. Memang ilmu
matematika yang penuh dengan kombinasi angka ini merupakan bahasa paling universal
dan tak bisa lepas dari segala aspek kemanusiaan. Buktinya orang buta huruf pun
99,99% bisa berhitung khususnya ngitung
duit.
Maskipun
ternyata benar bahwa orang harus banyak berhitung agar jadi juara dalam hidup.
Tapi itu tetaplah pisau bermata dua yang punya efek berlawanan. Banyak orang
yang penuh perhitungan bisa meraih sukses. Namun yang gagal karena kebanyakan perhitungan
juga tak kurang-kurang. Itulah sebabnya kenapa aku berusaha proporsional dalam
menghitung langkah hidup. Karena aku tidak begitu ambisi menjadi juara walau
tak ingin jadi pecundang.
Mungkin
pemikiranku ini bisa dianalogikan seperti dua manusia yang sedang dikejar
harimau kelaparan;
Boleh
saja kita maksa menghitung rasio lari kita dibanding harimau agar bisa selamat.
Namun memikirkan kecepatan kita yang hanya 15 km/jam sementara harimau bisa 60
km/jam hanya akan memunculkan rasa pesimis menghadapi kenyataan. Rasanya bukan
semangat 45 yang muncul. Melainkan rontoknya moral setelah berbagai rumus
perhitungan digunakan menemukan hasil sama, "mau lari kencang mau pelan
tetap saja ketangkep..."
Padahal
tak perlu kita mikirin kecepatan
harimau yang sudah jelas-jelas tak tertandingi. Mendingan kita buat perhitungan
lain yang lebih memungkinkan kita jalani. Misalnya menghitung kecepatan lari
teman kita dan berusaha selangkah lebih cepat dari dia. Toh harimau bakal
berhenti mengejar saat sudah mendapatkan mangsa. Hehe pisss… ini harimau gan…
Ilmu
menghitung seperti ini aku dapatkan dari pengamatan yang ku dapatkan dari
kawan-kawan disekelilingku. Begitu banyak orang yang terpuruk ingin segera
bangkit, namun caranya berhitung terlalu tinggi sehingga merasa bahwa sukses
itu terlalu jauh dari jangkauan.
Intinya
aku tak suka perhitungan rumit yang hanya membuatku sibuk berhitung sampai lupa
untuk bergerak. Tak masalah dapatnya sedikit, daripada berharap banyak tapi
malah jadi tekor.
Kira-kira
begitu, kawan... yang jelas hidup ini tetap indah dan sederhana, ngga perlu dibikin rumit!!!
Kasongan, 28/2 2013.
Posting Komentar