Acara Tivi Kita ‘kok’ Makin ‘ngga’ Mutu Yahhh,...

Jumat, 23 Mei 20140 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Mati ketawa ala tivi Indonesia
Banyak riset mengatakan ketawa itu sehat, namun apakah semua jenis ketawa yang dimaksud? Dan apakah tertawa renyah ala hiburan ‘slapstick’ yang menjamur di televisi kita juga termasuk?

Entahlah, saya tak tahu. Belum saya tanya ke pakar ketawa. Tapi, yang jelas, saya tidak bisa ikut ketawa ketika banyak orang terpingkal-pingkal setiap kali melihat acara si Raffi atau Olga atau Soimah di televisi.

Lucunya di mana? Sulit saya temukan meskipun si artis memang bertingkah konyol. Dan penonton di studio, yang memang dibayar untuk tertawa, ramai-ramai tertawa ngakak. Dan penonton di rumah pun ikut ketawa.

"Acaranya bagus banget," kata Bu Lilik, pemilik warung yang ada di bilangan jalan Katunen, Kasongan. "Buat hiburan, hilangkan stress," katanya lagi.

Ibu dua anak asal Kediri yang sudah lama merantau di Kalimantan ini sangat keberatan ketika saya minta dia (agak maksa) memindahkan channel ke televisi berita. Kebetulan ada bahasan bagus yang melibatkan tokoh penting.

"Gak usah ya, enakan lihat hiburan kayak gini," katanya.

Yo wis, aku gak iso opo-opo (Jawa; ya sudah, saya tidak bisa apa-apa). Wong ikut tipine sampean (Jawa; karena saya numpang nonton televisi anda). Sedikit kecewa ketinggalan pembahasan bagus, saya ambil tablet di dalam tas untuk membaca berita online. Tapi tetap saja terganggu dengan lawakan tak bermutu dan dangkal. Itu menurut saya.

Kalau terlalu lama mendengarkan omongan Raffi + Olga, kita bisa gila kayak orang yang ngombe (Jawa; minum) obat catinone. Oh, ya, bagaimana kelanjutan kasus Raffi? Sudah beres ya?

Namun saya tetap bersyukur, karena kita masih punya banyak pilihan di era internet ini. Saluran televisi pun sangat banyak (meskipun yang disukai mayoritas orang Indonesia adalah lawakan-lawakan slapstick yang gak ada habis-habisnya dan tidak baru).

Tapi itu berarti kita harus menarik diri, menjauh dari orang-orang macam Bu lilik saat menikmati hiburan itu, atau orang kampung yang ketagihan sinetron, infotainment, atau komedi slapstick.

Saya jadi ingat sebuah kartun di Kompas Minggu beberapa waktu lalu. Solusi terbaik adalah ini: matikan televisimu! Berbahagialah orang yang hidup tanpa televisi!


KASONGAN, 23/2014
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger