Akarabnya Bisnis Batu Bara dan "Konflik Lahan"

Rabu, 22 Agustus 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Unjuk rasa; Konflik Lahan
Membicarakan dunia penggalian emas hitam (Batu bara) memang tak ada habisnya, selain membuatku kembali merindukan suasana sebelumnya yang penuh konflik, juga membuatku kembali rindu dengan kawan lama, yang kebetulan juga mendedikasikan hidupnya pada bisnis ini.

Satu hal yang tak pernah lepas dari dunia usaha ini adalah konflik lahan. Sering kali seorang kawan yang turut numpang hidup dari penggalian emas hitam ini berkeluh kesah dengan dunianya yang teramat jauh dengan apa yang ia geluti sebelumnya. Memang unit kerjanya tak berkaitan langsung dengan hal perkonflikan. Namun sebagai pemain belakang perusahaan, tetap saja ia ikut sibuk menyiapkan prasarana untuk mempercepat penyelesaian dan pemulihan infrastruktur apabila dampak konflik sampai merusak peralatan yang jadi tanggung jawabnya.

Contohnya saja yang baru-baru ini terjadi, tengah asik bercuap-cuap mengenai pemidahan multiply ke blog, mendadak saja ia dipanggil meeting untuk menyiapkan sarana komunikasi buat besokya. Katanya akan ada aksi lumayan besar dibanding sebelum-sebelumnya. Bila biasanya cuma masalah limbah atau debu yang bisa cepat diatasi, kali ini merupakan konflik segitiga yang melibatkan masyarakat dan perusahaan lain.

Lahan yang sudah dibebaskan perusahaan tempatnya bekerja sejak tahun lalu, tiba-tiba dibuka oleh perusahaan lain dan ditanami sawit. Jalan ke arah lahan tersebut sudah diportal tapi didobrak dan kembali digarap. Pihak perusahaan sawit ngotot menyatakan lahan sudah dibayar. Perundingan di lapangan mengalami kebuntuan. Untung matahari segera terbenam dan menjadi dewa pelerai.

Hanya saja, perdamaian itu bersifat sementara yang bisa berakibat fatal bila besok tidak ada titik temu. Hal ini semakin mencekam lagi, ketika sekian lama aku mengenalnya, baru kali ini ia tak berkelakar sama sekali, artinya ini sungguh konflik serius. Apalagi pihak manajemen kantor pusat di Jakarta sana keukeuh mengatakan pertahankan dengan segala kemampuan. Kalau awal pertikaian hanya melibatkan segelintir orang, aksi besoknya dipersiapkan besar-besaran. Anggota security dari semua site ditarik dipersenjatai alat berat. Bahkan ada instruksi untuk menghentikan aktifitas produksi dan seluruh karyawan beserta alat berat dikerahkan ke lokasi apabila diperlukan.

Tak perlu dibayangkan seperti apa ketegangan yang terjadi saat pagi harinya. Dua kekuatan besar bersenjata tajam dengan dukungan alat berat saling berhadapan hanya dibatasi seutas tali. Ditambah dua kekuatan lagi dari unsur masyarakat dan aparat kepolisian yang entah akan berpihak kemana apabila tawuran sampai pecah.

Dengan negosiasi yang alot, dapat ditemukan akar permasalahannya. Ternyata kedua belah pihak sama-sama memiliki surat kepemilikan tanah dan bukti pembayarannya ke masyarakat atas sebidang tanah yang sama. Bagaimana satu lahan bisa memiliki dua surat berbeda, polisi berjanji akan segera mengusut. Mereka yang siap tempur diminta pulang dan proses selanjutnya akan diselesaikan polisi dengan melibatkan pihak manajemen kedua belah pihak.

Sementara suasana mendingin. Namun tetap saja semua orang diminta siaga. Masing-masing pihak menempatkan orang di lahan sengketa. Dengan sedikit provokasi pertikaian bisa berlanjut lebih parah. Apalagi sudah ketauan bahwa surat-surat tanah ganda itu atas nama orang yang sama. Pemilik lahan menyatakan berhak menjual lagi tanahnya dengan alasan tanah tersebut terlalu lama dibiarkan tidak juga digarap oleh perusahaan. Budaya yang punya kawasan memang masih melekat kuat sehingga perlu pendekatan khusus setiap kali bermasalah dengan masyarakat lokal.

Aku sendiri tak begitu yakin apakah harapanku ini tepat, tapi semoga saja pihak kepolisian bisa segera menyelesaikan masalah yang kian ruwet. Untungnya Pihak manajemen kawanku ini juga tidak lagi arogan dengan kata pertahankan sampai titik darah penghabisan. Bagaimanapun ini tentang nyawa sekian ratus orang di lapangan, bukan sekedar nilai uang yang telah dikeluarkan perusahaan untuk pembebasan lahan. Terang saja sikap ini sangat membantu mereka yang dilapangan.

Para bos sih enak, tinggal kipas-kipas di Jakarta sana. Mereka yang di site…?
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger