Emas Hitam Kalimantan

Rabu, 22 Agustus 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Ilustrasi
Pada penugasan di kabupaten sebelumnya (Barito TImur) ada banyak hal yang menarik, salah satunya batubara. Mendengar kata batubara, orang akan mengatakan duit yang tak ada serinya. Anggapan semacam itu membuat banyak orang beramai-ramai memasuki bisnis batubara. Dari yang bermodal kuat buka produksi sampai makelar modal dengkul yang tak jarang berakhir penipuan. Tak kurang-kurang kalangan selebriti juga banyak yang ikut terjun. Belum lagi di lapangan, Mulai dari bos alat berat sampai kelas preman kampung ikut berebut. Tak salah kalau ada yang mengatakan batubara merupakan akronim dari “BArang TUhan BAgi RAta”.

Tapi namanya roda dunia selalu berputar mengikuti hukum ekonomi. Ketika semua orang ikut menggali tanpa kendali. Informasi yang ku dapat dari salah satu kawan yang kerja di peggalian emas hitam tersebut, semenjak awal tahun harga batubara semakin menurun, dari harga 120 USD per ton tahun lalu, kini sudah menyentuh angka 80 USD.

Produksi batubara nasional 3 bulan pertama tahun ini mencapai 102 juta ton lebih. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya 90 juta ton. Di perusahaan tempatnya bekerja saja, 3 bulan lalu produksi sudah melewati angka 300 ribu ton perbulan dari angka 50 ribu ton di tahun sebelumnya.

Katanya penurunan harga ini berdampak lumayan hebat. Barang galian yang sebelumnya memiliki nilai jual tinggi, kini lebih banyak menumpuk di stockpile karena bila maksa dijual harganya sudah dibawah biaya produksi, dengan kata lain tekor. Selain penjualan ke luar, aktifitas tambang mulai diturunkan, bahkan dihentikan sama sekali. Nasib ribuan karyawan dari ratusan perusahaan tambang tergantung kekuatan modal perusahaan. Sudah banyak perusahaan tambang yang merumahkan sebagian karyawannya.

Semua ini mungkin hanya sementara. Namun kuharap bisa sedikit membuka mata hati pengusaha dan penguasa. Setiap hari jutaan ton batu bara diangkat dari perut bumi Kalimantan. Namun pengembalian ke masyarakat lokal teramat minim. Pembangunan tidak merata, listrik byarpet, BBM susah didapat dan infrastruktur lainnya teramat mengenaskan bila dibandingkan dengan pulau Jawa.

Tak terbayangkan apa jadinya dengan Kalimantan bila batubara sudah habis dikeruk. Jika saat masih menghasilkan duit saja kehidupannya serba susah. Mengherankan sekali bila kita tak bisa berkaca kepada China yang memiliki cadangan batubara terbesar nomor 3 di dunia. China tak mau menggali batubaranya sendiri dan lebih suka beli ke Indonesia yang cadangan batubaranya hanya di urutan ke 16.

Demi keuntungan jangka pendek kita mau saja dipaksa secara halus untuk menjual murah batubara kita ke China. Kepikiran tidak bila suatu saat cadangan kita habis dan bisnis batubara dikuasai Amerika, Rusia dan China. Apa mungkin kita bisa beli dengan harga murah bila mereka sudah jadi pemain monopoli..?

Aku pikir ada baiknya juga bila perusahaan batubara banyak yang gulung tikar, daripada harus dipertontontkan kehidupan masyarakat lokal pemilik kekayaan sebenarnya hidup apa adanya. Sementara juragan-juragan tambang hidup mewah di Jakarta.

Kapan penguasa negeri ini menyadari semua ketimpangan itu..?

Artikel terkait; Pengelolaan Batubara
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger