Jembatan Berok, Kota Lama, Semarang. |
Enam tahun lebih hidup di Kota Semarang, tentu saja banyak menorehkan bekas kenangan yang tak mungkin terlupakan, kecuali otak ini terserang amnesia stadium akhir. Bisa dibilang aku lebih kenal kota ini dibanding mengenal mantan-mantan pacarku dulu. Jujur saja, jantung Jawa Tengah ini selalu membuatku rindu untuk pulang.
Selain misteri dan eksotika Lawang Sewu, tentu saja kota lumpia (julukan Kota Semarang) ini masih banyak memiliki situs yang tak kalah bersejarahnya, salah satuya yakni, "Kota Lama", ya Kota Lama kami menyebutnya. Meski gerusan dan lindasan kapitasime melalui kepungan mega mall, bangunan gedung pencakar langit dan berbagai bentuk ancaman lain, bangunan-bangunan yang ada di situs ini takkan pernah tergantikan, meski kini sudah mulai terpinggirkan.
Lepas dari semua kenangan yang tertoreh dari situs ini, ternyata Kota Lama merupakan salah satu potongan sejarah bagi Kota Semarang. Semarang dan Kota Lama seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Dan tentu saja ini menghadirkan keunikan tersendiri. Sebuah gradasi yang bisa dibilang jarang ada, bayangkan saja, ketika kepungan modernisasi yang berlangsung, situs ini seperti menyajikan dua generasi yang tersatukan, hingga menciptakan gradasi eksotis luar biasa.
Pada dasarnya area Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.
Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah. Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa sebuah konsep dari negara asal mereka untuk dibangun di Semarang yang nota bene tempat baru mereka. Tentunya mereka berusaha untuk membuat kawasan ini feels like home bagi komunitas mereka.
Peta for Google Map |
Dari segi tata kota, wilayah ini dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya. Mengapa gereja? Karena pada saat itu pusat pemerintahan di Eropa adalah gereja dan gubernurnya. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya.
Eksotika Malam "Kota Lama" Semarang |
Bagaimanapun bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada umumnya. Semoga Kota Lama tetap mampu bertahan dengan berbagai gempuran.
Artikel terkait; Situs Kota Lama Semarang I, Situs Kota Lama Semarang II
Artikel terkait; Situs Kota Lama Semarang I, Situs Kota Lama Semarang II
Disclaimer; Foto akan diganti ketika aku pulang Semarang nanti. File lama digrogoti virus, huft...
Palangka Raya, 23/8 2012.
Posting Komentar