Google AdSense |
Belakangan ini, emailku kebanjiran penawaran berbau scam yang kebanyakan ajakan untuk memajang iklan di blog. Dari sekedar pay per click sampai yang bersifat afiliasi. Namun semenjak memutuskan hengkang dari dunia perburuan dolar melalui blog, aku cuekin aja kiriman-kiriman tersebut, apalagi setelah domain-domain yang pernah kumiliki untuk menaungi berbagai blog mencari duit tak aku perpanjang lagi, dan yang jelas akun blog yang ku gunakan sebagai tempat sampah ini takkan ku komersilkan.
Mungkin sudah menjadi kepastian hidup, apabila kita menginginkan sesuatu suka sulit untuk meraihnya. Sebaliknya saat kita sudah cuek, malah pada nyamperin. Aku ingat beberapa tahun yang lalu saat masih getol-getolnya bermain di dunia itu. Susahnya minta ampun cari publisher yang mau terima blogku. Mendaftar google adsense saja berulang kali ditolak. Begitu diterima, perjuangan mendapat impression tinggi terasa banget beratnya.
Inget google adsense, barusan aku iseng buka akunku dan ternyata masih aktif walau lama tak dipergunakan. Aku ga nyangka bila di GA masih ada duitku mengendap USD 150. Tercatat penarikan terakhirku sebesar USD 100 pada bulan Desember 2009. Klik terakhir tercatat Desember 2011. Berarti selama 2 tahun itu masih ada iklan aktif tanpa aku sadari dan menghasilkan 150 dollar.
Melihat itu, jadi kepikiran untuk kembali aktif. Tapi sekian lama ngeblog hanya untuk ngoceh, rasanya kok males banget untuk memulai segalanya dari awal lagi. Apalagi kalo inget yang bisa menghasilkan banyak dollar adalah blog berbahasa Inggris. Kerasa capenya ngedit-edit artikel hasil translitan google agar tidak terasa aneh di mata pembaca.
Satu blog sehari harus rutin satu artikel. Ngurus 5 blog berarti harus menyiapkan 150 artikel konsisten setiap bulannya. Kunci mendapatkan pengunjung yang aku gunakan cuma dengan konsistensi artikel saja dan tak pernah pakai trik SEO macam-macam. Soalnya pernah aku coba pakai artikel asal tapi disupport bermacam trik dari master-master SEO, memang tingkat kunjungan tinggi tapi tingkat bouncing atau halaman ditinggalkan pengunjung sesaat setelah dibuka juga sangat tinggi. Jadinya duit yang nyangkut bisa dibilang tidak ada.
Memang sudah banyak publisher pay per click yang melayani blog berbahasa Indonesia. Sayang aku kurang suka dengan iklan yang ditayangkan. Tak seperti GA yang materi iklannya mengikuti isi jurnal. PPC lokal, apapun jurnalnya tetep iklannya didonimasi obat kuat dan penawaran afiliasi berantai.
Memang ada email masuk yang menawarkan iklan dalam bentuk artikel berbahasa Indonesia dengan pembayaran Rp 50 ribu per artikel. Poin-poinnya kelihatan menarik. Tapi ketika aku buka websetnya untuk cari penjelasan lebih lanjut, disitu tertulis under construction. Hadeuh, Indonesia raya banget...
Ikutan lagi gak ya..?
Posting Komentar