Hormatilah Orang Yang Tak Puasa!!!

Selasa, 14 Agustus 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Pic ngga nyambung; Monyet terganteng sedunia, komplen...!?!

Bukan hanya sering, mengkin terlalu sering kita dengar kata "hormatilah orang yang sedang berpuasa" sebagai anjuran setengah komplen kepada mereka yang tidak menjalankannya. 

Padahal bila yang digarisbawahi adalah kata menghormati, ungkapan seperti itu lebih tepat bila disampaikan kepada yang satu pemahanan. Yaitu oleh mereka yang tidak puasa kepada yang tidak puasa juga. Sesama yang puasa sebaiknya saling mengingatkan untuk menghormati orang lain yang tidak puasa.

Sebagai ibadah, sepertinya kata keikhlasan harus menjadi pondasi utama. Saat kita minta dihormati oleh orang yang berbeda prinsip, setidaknya tersirat rasa kurang ikhlas, merasa terganggu dan mungkin ada rasa iri melihat orang lain bebas makan minum sementara kita harus menahan lapar dan haus.

Untuk menilai bobot keikhlasan diri, level godaan juga perlu kita perhitungkan. Bagaimanapun juga Tuhan akan mempertimbangkan hal tersebut sebagai dasar penilaian. Ibadah yang sama bisa mendapatkan poin berbeda saat kondisi lingkungannya juga tak sama. Contoh gampangnya, seseorang yang taat beribadah saat dia tinggal di lingkungan pesantren pasti nilainya tak akan sebesar orang yang ketaatannya sama namun tinggal di komplek pelacuran misalnya.

Bila mendengar kisah tentang nenek moyang di masa lalu, tentu tak asing dengan cerita mereka harus bertapa untuk memperoleh kesaktian. Semakin lama bertapa semakin sakti orang tersebut. Semakin tinggi tingkat ilmu yang akan didapatkan, semakin berat godaan yang akan dia terima.

Dengan analogi itu, mengapa kita harus menolak godaan bila dengan itu kita punya kesempatan untuk mendapat nilai lebih di mata Tuhan. Rasanya sayang kita mendapatkan diskon nilai hanya karena ucapan minta dihormati. Memang ada ungkapan yang menganjurkan kita saling mengingatkan dan bertolong-tolongan dalam kebaikan. Namun harus dilihat pula bahwa puasa itu beda dengan ibadah lain yang hanya bisa dinilai oleh Yang Kuasa.

Sudah menjadi sifat dasar manusia yang kurang begitu suka saat diingatkan walau tentang kebaikan sekalipun. Namun manusia itu dilengkapi dengan yang namanya hati yang mudah tersentuh oleh suri tauladan. Bertolong-tolongan dalam kebaikan dengan contoh teladan kayaknya lebih mudah diterima orang lain daripada kasih nasehat bernada komplen. Karena saat hati sudah meminta, tanpa perlu diperintah orang lain kita akan melakukannya sekuat tenaga.

Analoginya mungkin seperti mendekati cewek agar mau dijadikan pacar dengan rayuan malah dianggap gombal. Banyak memberi perhatian cuma dikatain, "sok baik, lu. Ada maunya sih.." Semakin banyak aku berupaya, semakin menjauh dia seolah merasa terganggu dengan kehadiranku. Namun saat aku sudah bisa menghormati keputusannya menolakku tanpa ada sakit hati dan tetap menganggapnya teman, sikapnya malah melunak sampai akhirnya dia terus terang bilang kangen. Kena deh!

Dengan pemahaman itu, aku merasa tak lagi perlu terganggu oleh prinsip orang lain. Hormati saja walau bersebrangan pemikiran tanpa perlu banyak komentar. Orang mau makan minum di depanku itu mah sah-sah saja aku tak peduli (lebih sah lagi klo ane di bagi,hehe) . Ada cewek yang berpakaian minim lewat juga bukan masalah. Kalaupun sempat lihat pemandangan indah, toh pandangan pertama itu nikmat.

Disclaimer
Semua yang tertulis diatas hanyalah prinsip pribadi dan hasil dialog dunia maya,
Orang lain mau bilang apa, aku akan tetap menghargai pendapatnya,
Jalani aja deh...

KASONGAN, Selasa 14/8 2012.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger