#Berita Box 'Palangka Ekspres'
Sabu
Paling Diminati
Ketua BNK Katingan, H Surya Musnahkan BB |
Jika
di analogikan, pratek peredaran narkoba bagaikan fenomena ‘Gunung Es’, di
permukaan terlihat kecil namun jaringannya tetap melebar ke bawah. Apalagi
Kabupaten Katingan ini merupakan kota perlintasan.
----------------------------------------------------------
Gaya
hidup modern dan rasa ingin coba-coba mendorong seseorang melakukan hal yang tidak
biasa, mulai dari minuman keras hingga narkoba termasuk sabu. Penggunaan
narkoba sejenis sabu kini sudah mulai meluas. Malah penggunaan barang berbahaya
itu sudah menjadi komsumsi banyak kalangan dengan bebas.
Data
yang diperoleh dari Polres Katingan melalui Satuan Narkoba, sepanjang tahun
2011 lalu sampai dengan tahun 2012 ini yang paling menonjol adalah narkoba
jenis sabu.
Berdasarkan
catatan pada tahun 2011, terdapat 12 kasus narkoba diwilayah hukum Polres Katingan,
diantaranya 7 kasus ditangani oleh Polres, 1 kasus ditangani Polsek Katingan
Hulu, 3 Kasus ditangani Polsek Katingan
Tengah dan 1 kasus ditangani Polsek Katingan Hilir.
Sementara
pada tahun 2012 ini terdapat 9 kasus yaitu 6 kasus ditangani oleh Polres, dan 3
kasus ditangani Polsek Katingan Hulu, Polsek Tewang Sangalang Garing dan Polsek
katingan Tengah.
"Kendati
jumlah paket barangnya saat dilakukan penangkapan ataupun pengungkapan tidak
terlalu besar," ungkap Kasat Narkoba Polres Katingan, AKP Masharsono.
Lantas
apa sebenarnya yang menjadi pemicu seseorang menggunakan sabu-sabu dan benarkah,
seseorang akan lebih percaya diri jika menggunakan barang tersebut
Saat
dibincangi melalui selulerya, seorang pakar psikotropika Rudini, menjelaskan,
mengonsumsi sabu memang memiliki efek tersendiri. Narkotika berbentuk kristal
ini merupakan jenis memtafetamin, sehingga efek dari konsumsi sabu yakni
terjadi peningkatan konsentrasi, semangat, dan daya tahan tubuh yang sangat
tinggi.
“Namun
yang bahaya adalah ketika si pengguna tidak menggunakan sabu. Pada saat itu
tentunya kondisi akan ngedrop, gairah menurun. Dengan kata lain Sakau,” tutur
pria yang saat ini mengajar di Fakultas Psikologi Unnes.
Sabu
murni berbentuk kristal putih. Ini merupakan golongan obat stimulan jenis
metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terkandung dalam
pil ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek
psikologis.
Efek
yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang
sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan
diri, harga diri, dan peningkatan libido.
Pemakai
sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan
menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah
satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian
zat ini tidak dibarengi dengan efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat
tersebut. Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat
dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi.
Selain
efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya
gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas. Kelebihan
pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani
berbuat sesuatu yang mengambil risiko.
Satu
lagi alasan memakai sabu adalah membuat orang tidak ingin makan. Tidak heran,
zaman dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet
walaupun saat ini sudah ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otak.
Pemakaian
sabu secara terus-menerus pada akhirnya akan menimbulkan efek putus zat (sakau)
jika si orang tersebut sudah tidak memakai lagi. Apa yang terjadi jika si orang
tersebut tidak memakai lagi adalah efek kebalikan dari efek psikologis yang tadinya
didapatkan.
“Perasaan lelah
berlebihan, kecemasan yang luar biasa, tidak merasa percaya diri, dan terkadang
ide paranoid yang muncul sampai gejala psikosis alias sakit jiwa berat,”
pungkas Rudini.
Posting Komentar