Berita BOX For Palangka Ekspres
Praktik
transaksi antara pelanggan dan penghuni lokalisasi
Transaksi dengan seorang tamu |
Berbeda dengan kehidupan di komplek perumahan atau
gang kebanyakan, Komplek dan gang lokalisasi yang ada di Pal 19 ini memiliki
cara unik untuk tetap bertahan dan mempertahankan eksistensinya sebagai
satu-satunya lokalisasi resmi yang ada di Kabupaten Katingan.
------------------------------------------------
Dalam
melakukan transaksinya, para penghuni dan pelanggan lokalisasi Pal 19 biasanya
melakukannya dengan dua cara, yakni dengan transaksi langsung antara PSK dan
para tamu dengan atau tanpa disaksikan Mami, cara lain yakni dengan menggunakan
prantara atau makelar bisa melalui mami atau pihak ketiga.
“Tapi
transaksi semacam ini biasanya bagi tamu yang baru pertama kali kesini, yang
sudah langganan biasanya tinggal telepon atau sms saja, sesampainya disini
langsung kita servis,” ujar Sari (nama samaran) sembari melepas tawanya.
Meski
demikian, kata Sari, dirinya mengaku masih tetap menghargai para senior,
“Makanya tak jarang mereka inilah yang menentukan tarif dan siapa yang harus
melayani tamu,” timpalnya.
Dari
keterangan wanita berparas cantik ini, pendapatan yang diperoleh oleh PSK tidak
semuanya dinikmati sendiri, tetapi masih dibagi dengan Mami atau untuk para
senior, apalagi jika yang melakukan transaksi itu Mami, dirinya harus setor
setengah penghasilan kepada si Mami.
“Apalgi
jika diperantarai pihak ketiga, selain berbagi dengan Mami juga harus berbagi sepertiga
penghasilan pada sang makelar,” ungkapnya.
Ketika
disinggung mengenai nominal tarif sekali servis (ngamar) dirinya mengaku
tergantung, “Kalau saya sendiri mah
tergantung siapa tamunya, biasanya saya lihat dari penampilanya, kalau necis
tapi tampangnya ngga mumpuni jelas
saja saya pasang tarif mahal, mulai dari Rp.250 ribu sampai Rp.500 ribu sekali
ngamar, berbeda kalau memang tamunya kece,
asal dibelikan bir dan sewakan kamar saja bisa langsung tancap gas, sabodo teuing (masa bodoh) ama penghasilan,” ungkap Sari dengan
logat khas Sunda.
Untuk
pengahasilan perbulan, perempuan yang oleh sebagian orang dianggap bekerja pada
bidang yang menyimpang ini mengaku dapat mengumpulkan uang cukup fantastis, yakni
Rp.4 Juta perbulan, itu artinya tiga kali lipat dengan besaran UMP Kalimantan
Tengah yang berkisar pada angka Rp.1,3 juta saja.
“Paling
tidak dengan bekerja disini saya bisa mencukupi kebutuhan hidup dan sisanya
saya kirim ke orang tua untuk ditabung,” ujar Sari.
Meski
pendapatannya tergolong tinggi, dirinya mengaku, pada saatnya nanti ia akan
berhenti dari pekerjaannya tersebut. Itupun jika tabungannya dirasa cukup untuk
membuka usaha dan membina keluarga.
“Siapa
sih mas yang mau bekerja seperti ini selamanya, saya juga pengen punya suami,
anak dan keluarga seperti yang lain,” ucapnya. ---Bersambung---
Posting Komentar