Cerita Dari Pal 19 (Bagian II)

Selasa, 27 November 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Berita BOX For Palangka Ekspres

Praktik transaksi antara pelanggan dan penghuni lokalisasi

Transaksi dengan seorang tamu
Berbeda dengan kehidupan di komplek perumahan atau gang kebanyakan, Komplek dan gang lokalisasi yang ada di Pal 19 ini memiliki cara unik untuk tetap bertahan dan mempertahankan eksistensinya sebagai satu-satunya lokalisasi resmi yang ada di Kabupaten Katingan.
 ------------------------------------------------
Dalam melakukan transaksinya, para penghuni dan pelanggan lokalisasi Pal 19 biasanya melakukannya dengan dua cara, yakni dengan transaksi langsung antara PSK dan para tamu dengan atau tanpa disaksikan Mami, cara lain yakni dengan menggunakan prantara atau makelar bisa melalui mami atau pihak ketiga.

“Tapi transaksi semacam ini biasanya bagi tamu yang baru pertama kali kesini, yang sudah langganan biasanya tinggal telepon atau sms saja, sesampainya disini langsung kita servis,” ujar Sari (nama samaran) sembari melepas tawanya.

Meski demikian, kata Sari, dirinya mengaku masih tetap menghargai para senior, “Makanya tak jarang mereka inilah yang menentukan tarif dan siapa yang harus melayani tamu,” timpalnya.

Dari keterangan wanita berparas cantik ini, pendapatan yang diperoleh oleh PSK tidak semuanya dinikmati sendiri, tetapi masih dibagi dengan Mami atau untuk para senior, apalagi jika yang melakukan transaksi itu Mami, dirinya harus setor setengah penghasilan kepada si Mami.

“Apalgi jika diperantarai pihak ketiga, selain berbagi dengan Mami juga harus berbagi sepertiga penghasilan pada sang makelar,” ungkapnya.

Ketika disinggung mengenai nominal tarif sekali servis (ngamar) dirinya mengaku tergantung, “Kalau saya sendiri mah tergantung siapa tamunya, biasanya saya lihat dari penampilanya, kalau necis tapi tampangnya ngga mumpuni jelas saja saya pasang tarif mahal, mulai dari Rp.250 ribu sampai Rp.500 ribu sekali ngamar, berbeda kalau memang tamunya kece, asal dibelikan bir dan sewakan kamar saja bisa langsung tancap gas, sabodo teuing (masa bodoh) ama penghasilan,” ungkap Sari dengan logat khas Sunda.

Untuk pengahasilan perbulan, perempuan yang oleh sebagian orang dianggap bekerja pada bidang yang menyimpang ini mengaku dapat mengumpulkan uang cukup fantastis, yakni Rp.4 Juta perbulan, itu artinya tiga kali lipat dengan besaran UMP Kalimantan Tengah yang berkisar pada angka Rp.1,3 juta saja.

“Paling tidak dengan bekerja disini saya bisa mencukupi kebutuhan hidup dan sisanya saya kirim ke orang tua untuk ditabung,” ujar Sari.

Meski pendapatannya tergolong tinggi, dirinya mengaku, pada saatnya nanti ia akan berhenti dari pekerjaannya tersebut. Itupun jika tabungannya dirasa cukup untuk membuka usaha dan membina keluarga.

“Siapa sih mas yang mau bekerja seperti ini selamanya, saya juga pengen punya suami, anak dan keluarga seperti yang lain,” ucapnya. ---Bersambung---
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger