Berita BOX For Palangka Ekspres
PSK di Pal 19 ternyata sering beraksi di dunia maya
Manfaatkan jejaring sosial untuk transaksi |
Untuk memangkas
biaya “leher angsa” (pungutan pihak ketiga) seperti Mami/Mucikari dan para
makelar, beberapa PSK di Pal 19 punya trik tersendiri, yakni memanfaatkan media
lain seperti Chatting di Yahoo Messenger, mIRC, Facebook dan tidak sedikit juga
yang menggunakan fasilitas Blackberry Messanger (BBM).
---------------------------------------------------------------
Dari keterangan sumber Palangka Ekspres, Sari (nama samaran)
mengaku, dirinya dan beberapa teman sesama PSK di Pal 19 sering sekali
melakukan transaksi tanpa
menggunakan mucikari atau germo. Justru menggunakan media yang sederhana tapi
efektif, yakni internet dan fasilitas yang ada di
gadget semacam BBM.
Perempuan lulusan SMA ini
sering sekali menjajakan diri pada jejaring sosial semacam facebook,
chatting di Yahoo Messanger dan mIRC. Dalam situs dunia
maya tersebut Sari menawarkan beberapa pilihan “menu” dan paket.
“Bukan hanya di restoran saja
yang memiliki paket hemat, kami juga punya mas,” ujarnya sembari mengepulkan
asap rokok yang dari tadi ia hisap.
Ada
beberapa pilihan ‘menu’ yang ditawarkan, salah satunya paket dua kali “main”, dirinya mematok
tarif Rp.200ribu. “Tapi jika pengen nambah sekali lagi cukup menambahkan Rp.50
ribu saja, diskon Rp.50 ribu,” timpalnya.
Jika menggunakan patokan waktu,
lanjut Sari, dirinya memasang tarif Rp.300 ribu dengan durasi waktu 2 jam untuk
menemani tamu di atas ranjang, jika waktunya lewat biasanya dirinya minta
tambahan pembayaran, namun kisarannya bervariasi, sesuai dengan kesepakatan.
Berbeda jika tamu yang
menggunakan jasanya ingin paket “over time” yang tidak menggunakan batas waktu
dan hitungan “main”, biasanya dirinya mematok harga minimal Rp.700 ribu sekali
kencan dan tidak jarang ia juga minta tips tambahan.
“Tentunya paket ini lebih mahal
dari paket yang lain, karena risikonya juga lebih tinggi,” ujarnya.
Dari mulut sari, dirinya
mengaku mendapat banyak keuntungan dari hasil transaksi yang dilakukannya
melalui media tersebut, dibanding harus melalui Mami apalagi melalui makelar
karena harus berbagi penghasilan dengan pihak lain.
Meski tanpa campur tangan pihak
ketiga, dirinya tetap saja harus mematuhi tata tertib yang berlaku di komplek,
yakni tidak boleh melakukan hubungan dengan pelanggan di luar area komplek.
“Itu aturan yang paling tidak
bisa dilanggar,” cetusnya.
Dari sekian kisah tersebut,
Sari mengaku melakukannya karena tekanan ekonomi. “Semua karena
kebutuhan hidup. Jujur saya butuh uang. Siapa sih yang nggak kepingin HP baru,
baju trendi, sekaligus menyenangkan orang tua,” ungkap perempuan
yang ternyata sering melakukan transaksi melalui Facebook dan BBM ini.
Selain Sari, salah satu
penghuni Pal 19 berinisial DN mengaku lebih suka mencari pelanggan lewat mIRC.
Tapi dia tetap harus punya akun facebook. Sebab, pria yang akan membookingnya
pasti menanyakan facebook untuk melihat foto dirinya. Setelah cocok, baru komunikasi
via HP untuk membuat kesepakatan.
“Kalau
gajiku dulu cukup untuk merawat orang tua, saya tak akan bekerja
kayak gini,” akunya.
---Bersambung---
Posting Komentar