#Renungan Akhir
Tahun
Ilustrasi/Ist |
Siapakah aku? Di
manakah aku? Apa yang sedang kukerjakan? Apakah tujuan hidupku? Apakah yang
kukerjakan saat ini selaras dengan tujuan hidupku? Apakah aku sadar dengan
keberadaanku saat ini? Apakah hidupku telah bermakna? Selayaknya kita renungkan
pertanyaan-pertanyaan itu, tepat di malam ketika tahun akan berganti.
Menyembunyikan diri kita di dalam pesta pora perayaan dapat menciptakan
kebohongan dan penghindaran diri dari segala macam problem yang saat ini kita
hadapi.
Tidakkah hidup
seringkali terasa membosankan? Hampa dan tak bermakna? Hari-hari dalam
kehidupan ini kita lalui begitu saja. Lewat tanpa disadari. Kita berubah
menjadi seperti mesin. Dengan letupan-letupan sesaat. Bergerak terus hingga
waktu membuat kita aus, berkarat lalu perlahan-lahan rusak dan mati. Tetapi
jika kita adalah mesin, apakah gunanya pemikiran kita? Apakah fungsinya
kesadaran kita? Tidakkah seharusnya kita jelajahi hidup untuk mencari
kebenaran. Untuk membuktikan keberadaan kita di dunia ini. Dan kita dapat
menghindari penderitaan dengan menyatakan kejujuran. Mengapa kita harus
melarikan diri dengan berpura-pura bahwa segalanya abadi? Mengapa kita harus
menyembunyikan duka lara kita masing-masing?
Penderitaan memang
dapat terjadi karena hal-hal yang di luar jangkauan kita. Lingkungan kita,
orang lain, ketidak mampuan kita atau karena sistim yang membelenggu dengan
aturan-aturan yang tidak adil. Tetapi jauh lebih sering, ternyata, bahwa
penderitaan kita berasal dari diri kita sendiri. Dari pola pikir kita. Dari
keinginan-keinginan kita. Dari nafsu dan ambisi kita. Dari ketidak mampuan kita
untuk menilai dan memahami dunia di luar diri kita. Dan dari kegagalan kita
untuk mencapai sasaran-sasaran yang kita inginkan. Kita terbui dalam ruang
sempit ke-AKU-an sehingga gagal melihat banyak hal di luar dinding ke-AKU-an
kita. Banyak hal yang baik pun yang buruk. Yang harum pun yang busuk. Yang
indah pun yang jelek. Hidup bukanlah sebuah mimpi. Hidup adalah kenyataan yang
mesti dialami bersama dunia seluruhnya. Kita dituntut untuk menyadari hal itu.
Maka tepat di malam
tahun baru nanti, cobalah berhening diri. Tengoklah waktu yang sudah silam.
Telusurilah keberhasilan dan kegagalan kita. Di dalam keheningan itu
renungkanlah pertanyaan-pertanyaan di atas. Semoga dengan demikian, hari baru
di tahun baru esoknya akan kita masuki dengan pemikiran baru juga. Serta
perbuatan-perbuatan baru. Yang lebih baik. Yang lebih indah. Dan hidup kita pun
dapat diperbaharui pula. Pada akhirnya, Selamat Natal dan Tahun Baru 2013. Semoga Kasih
dan Cahaya Tuhan beserta kita semua. Amin!
Sumber; Anymous
Posting From Kasongan, 31/12 2012
Posting Komentar