Perbedaan Itu Indah, Begitupun Kau

Rabu, 06 Februari 20130 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Biarkan perbedaan ini menjadikan hubungan kita jadi indah

Ilustrasi
Tuhan begitu agung dalam hal penciptaan, sampai dengan detik ini hal demikianlah yang masih ku imani. Banyak rupa yang tercipta berbagai bentuk pula ia adakan, termasuk penciptaan laki-laki dan perempuan.

Sampai dengan jenis kelamin ini aku jadi teringat dengan cerita seorang kawan lama di dunia persilatan, kurang lebih ia berkata, “Sepemahamanku, sebagian diantara kami akan mengetahui apakah laki-laki itu bisa jadi pacarku atau tidak dalam sepuluh menit pertama,” ujarnya.

Seperti halnya kaum hawa pada umumnya, dia “misterius” dan tak mudah ditebak. Tentu saja ini pandanganku sebagai seorang laki-laki. Isi kepala perempuan susah diketahui. Sampai dia mengatakannya. Sedihnya, apa yang dikatakan belum tentu terucap dengan kejujuran yang sempurna. Sekali lagi ini pemahamanku.

Selain itu, perempuan teramat rumit. Sama halnya dengan permainan “sodoku” perempuan senang ditebak, dikira-kira dan sedikit puja-puja, bagi mereka itu tanda perhatian. Perempuan selalu senang jika laki-laki penasaran pada dirinya. Itu, kata kawan perempuanku yang lain.

Tugas laki-laki adalah menyodorkan pilihan dan perempuan tinggal memilih. Lalu lelaki dipaksa berandai-andai. Lucunya, kami para kaum adam adalah petualang yang senang memecahkan teka-teki, laki-laki memang selalu punya naluri untuk menaklukan. Ini kata dan gayaku.

Jika kawan pernah membaca buku jadul, “Men are from Mars and Women are from Venus”. yang banyak menceritakan tentang perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Entah cara memandang sesuatu, memikirkan hal tertentu atau menyelesaikan persoalan.

Sederhananya: laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda. Selalu berbeda dan memang akan berbeda. Karena itu, dia diciptakan untuk menjadi berpasangan. Tujuannya untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan satu sama lain. Ini pesan dari buku itu.

Sampai disini aku berkesimpulan jika “perbedaan itu sesuatu yang indah”.

Jika kita bermisal tentang tipikal keduanya. Misalkan saja, tentang sudut pandang. Bagi sebagian perempuan, laki-laki yang romantis itu adalah puitis, bisa main gitar, wajah menawan dan bernyanyi dengan sempurna. Namun, ada juga yang memandang lelaki sejati itu adalah yang tegap, berwibawa, dan kebapakan. Ada pula yang suka dengan yang manja, lembut dan melankolis. Namun ada juga yang menyukai laki-laki yang urakan, santai dan bertenaga. Kombinasi ini tidak statis. Mungkin saja, ada beberapa laki-laki yang memiliki sisi ini bersama-sama. Sebaliknya, lelaki juga demikian. Ada yang suka perempuan anggun, lembut dan keibuan. Tapi tak sedikit yang suka perempuan agresif, liar dan sedikit nakal.

Begitulah, keberagaman itu selalu menyediakan pilihan. Tetapi pada dasarnya, semua orang menyenangi sesuatu yang cantik atau ganteng. Istilahnya first impression. Tidak mutlak, tapi lumayan menentukan. Berita baiknya, sejelek apapun kita, yakinlah selalu ada peluang untuk mendapatkan pasangan. Yang jomblo semangat!

Bagiku sendiri, pacaran atau penjajakan bukanlah suatu hubungan dimana perbedaan dua jenis manusia ini disatukan. Sama sekali tidak! Tapi, pacaran itu adalah harmonisasi dua sifat yang berlawanan. Seperti nada gitar, bas, piano dan drum. Jika semua bermain gitar tentu tidak terlalu indah. Tetapi jika perbedaan bunyi itu digabung jadi satu, dengan nada, tempo dan irama yang selaras, perbedaan itu akan terlihat dan terdengar menyentuh.

Sampai disini, “perbedaan tetap menjadi sesuatu yang indah”.

Meski demikian, perbedaan itu tidak perlu dipaksakan, apalagi dipaksakan menjadi sama. Iya, mengalir saja, tak perlu dibuat-buat, pelihara tetap natural dan biarkan saja dia ada. Perbedaan tidak harus selalu bertabrakan, tetapi juga selalu sama rata. Aku yakin, ini akan menjadi indah dipadu padankan.

Atas dasar diatas, aku berfikir jika laki-laki dan perempuan yang terlalu banyak persamaan justru tidak pas untuk pacaran apalagi nikah. Lebih baik mereka bersahabat. Teman sejati sampai mati. Tapi pilihan ini mungkin tidak diambil oleh sebagian besar orang. Ada yang motivasi pacarannya aman-aman saja. Salah satunya ya tidak berani mengambil risiko untuk menenggang perbedaan. Namun, ini juga tak salah. Itu pilihan.

Menurutku, makin tinggi tingkat perbedaan yang ada, makin banyak pula pengetahuan yang bisa kita tukar. Peluang untuk berbagi juga semakin tinggi. Kita bisa tertarik dengan topik pasangan meski itu bukan minat kita.

Misalkan, jika pacar suka buku komik, kita senang buku ilmiah. Kurasa kasus ini karena faktor perbedaan usia dan latar belakang saja. Kasus semacam ini banyak dalam berbagai jenis. Tapi betapa menariknya jika dengan perbedaan itu kita tetap sejiwa. Kalau dengan berbeda kita bisa nyaman, apalagi dengan persaman-persaman yang kita punya. Oh indahnya.

Singkat kata, pacaran dan pernikahan itu bukan hasil akhir. Keduanya adalah proses menuju titik keseimbangan karena perbedaan pun tak akan pernah berakhir. Seperti naik ayunan. Kita berjalan pelan ke tengah menuju titik keseimbangan. Sampai akhirnya kita menyadari kehilangan sesuatu yang berharga dan ternyata seseorang itu berarti untuk kita.

Studio Terra FM, 6/2 2012.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger