Atheisme

Sabtu, 05 Mei 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Belum lama ini saya menulis sebuah taggapan berupa jurnal (baca; "Lagi; Kekerasan Atas Nama Agama"), jurnal ini sengaja kutulis untuk seorang kawan kompasioner. Sebenarnya jurnal tersebut terinspirasi pada tulisan di kompas berjudul Indonesia Pasar Potensial Provokasi atas Nama Agama. Dari jurnal ini, diskusipun bergulir dan melebar kemana-mana,sampai pada pembahasan "Atheisme". Ada banyak argumen dalam pertarungan intelektual tersebut, ada macam-macam status kepercayaan usser yang mengemuka. Namun sayangnya diskusi mulai tak terarah ketika para perusuh mulai berdatangan dan kuputuskan untuk keluar dari diskusi.

Jurnal ini adalah sari dari beberapa kutipan yang saya gunakan dalam diskusi semenjak membahas tentang Atheisme. Salah satunya pendapat seorang kawan di  forum myquran Ayyasiyahya pada Topik: Diskusi Atheisme.. Kurang lebih dia berpendapat begini :

Orang atheis ntu enggak percaya tuhan. Kalo dipikir-pikir sih enggak mungkin yah. Kalo atheis enggak percaya samah Tuhan Allah ntu mungkin baru bener. Pan pengertian Tuhan sebenarnyah adalah sesuatu yang dipentingkan, sesuatu yang jadi orientasi hidup manusia, sesuatu nyang mendominasi. Orang enggak percaya tuhan ada 3 alasan :
- karena sombong
- Karena bodoh dan tidak mampu
- Karena malas berpikir dan tidak mau repot karena bertuhan berarti harus melakukan ritual-ritual.

Dalam diskusi tersebut saya juga mengutip artikel dari Wikipedia, berikut kutipan yang saya gunakan :

Kata atheisme berasal dari kata sifat dalam Bahasa Yunani Kuno yang berarti "tidak bertuhan". Atheisme bukanlah percaya bahwa Tuhan tidak ada melainkan tidak percaya bahwa Tuhan ada. Dengan kata lain, atheisme bukan merupakan kepercayaan atau keyakinan melainkan sistem ketidakpercayaan atau ketidakyakinan. Atheisme bukan merupakan suatu agama, tidak memiliki ajaran resmi selayaknya agama pada umumnya, dan bukan merupakan suatu pemikiran 'anti-agama' atau 'anti-tuhan'.

Komunisme pada umumnya atheis, tetapi atheis tidak berarti komunis. Komunisme adalah sebuah sistem pemikiran yang dapat dikembangkan menjadi ideologi dan bahkan sistem pemerintahan, sementara atheisme merupakan sistem ke(tidak)percayaan.

Pemikiran bahwa Tuhan tidak ada tidak berarti juga berpikir bahwa manusia bebas melakukan apapun. Atheisme hanyalah suatu keadaan sebatas 'tidak percaya bahwa Tuhan ada', tidak lebih dari itu. Tidak ada jaminan bahwa seorang atheis akan berbuat semaunya, seperti juga tidak ada jaminan seorang beragama dan percaya pada Tuhan akan berbuat baik.

Seorang atheis dapat saja menjadi seorang humanis, sebagaimana Fidel Castro yang begitu dicintai rakyatnya. Ada juga yang menjadi sadis seperti Josef Stalin yang telah terbukti membunuh 30 juta jiwa rakyatnya sendiri (walaupun perlu ditekankan bahwa yang kekejaman dilakukan Stalin bukan semata karena ia tidak percaya kepada tuhan namun karena ideologi komunisme yang ia selewengkan, atau seperti Voltaire yang memperjuangkan kebebasan rakyat jelata Prancis dari kungkungan penguasa pemerintahan dan penguasa agama yang absolut.

Mr Bush yang beragama saja nyatanya telah menjadi teroris nomor satu di dunia walaupun bersembunyi dibalik nama anti terorisme. FPI yang jelas-jelas beragama luar dalam pun belajar menjadi teroris kecil-kecilan dengan dalih amar ma’ruf nahi munkar.

Mungkin ada beberapa kata-kata bijak yang bisa kita telaah sebagai selingan :

"Janganlah menyembah jikalau tidak mengetahui siapa yang disembah. Jika engkau tidak mengetahui siapa yang disembah, akhirnya cuma menyembah ketiadaan. Sungguh suatu sembahan yang sia-sia." - Syekh Siti Djenar

"Saya mencintaimu saat kau rukuk di masjidmu, berlutut di kuilmu, sembahyang di gerejamu.
Kau dan aku adalah putra dari satu agama, dan itulah spiritnya" - Kahlil Gibran (1883 - 1931)

"Kita punya cukup banyak agama untuk membuat kita saling benci, tapi tak cukup banyak agama yang membuat kita saling mencintai" - Jonathan Swift (1667 - 1745)

"Saya mencintai Kristusmu, saya tidak suka dengan Kristenmu. Kristenmu begitu berbeda dengan Kristusmu" - Mohandas Gandhi (1869 - 1948)

"Ini adalah agamaku yang sederhana. Tidak perlu kuil, tidak perlu filosofi yang rumit. Otak kita, hati kita, adalah kuil kita. Filosofinya adalah kebaikan hati" - Dalai Lama (1935 - .... )

Eskimo: "Jika saya tak tahu apa-apa tentang Tuhan dan dosa, apakah saya akan masuk neraka?" Pendeta: "Tidak, jika kamu memang tidak tahu."
Eskimo: "Lalu kenapa kamu memberi tahu saya?" - Annie Dillard (1945 - ....)

Kalau sudah begini, mana yang benar atau salah? Untuk itu tidak ada salahnya kita coba renungkan dalam hati kita masing-masing. Mengapa kita berani mengaku umat beragama kalau nyatanya kita masih saja fanatik dengan keyakinan kita dengan berusaha memaksakannya kepada orang lain. Adakah agama yang mengajarkan selain cinta kepada Tuhan dan kasih sayang sesama manusia. Toh pada kenyataanya orang yang beragama dan tidak beragama sama saja. Ada yang baik dan ada yang buruk.

Al Qur'an Surah Al Kaafiruun ayat 6 sepertinya paling tepat untuk ini. Tak perlu kita gontok-gontokan. Kita jalani saja apa yang kita yakini. Piiiiss..ah...

Lakum Dinukum Waliadin; Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku, titik.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger