Berita BOX 'Palangka Ekspres'
Setelah kabut ksap, kini giliran banjir menghantui warga Katingan
Banjir Di Kasongan |
Dibanding dengan
pulau lain di Indonesia, Kalimantan boleh dikatakan pulau teraman, karena
selalu luput dari bencana besar. Namun bagiamana dengan banjir?
-------------------------------------
Semenjak
berakhirnya bulan oktober lalu, hujan turun hampir setiap hari di Katingan,
menjadikan kabupaten dengan ikon rotan ini menjadi sasaran benjir. Parahnya
banjir yang terjadi bukan hanya di satu titik lokasi, tetapi cenderung terus
meluas, Genangan banjir pun tidak hanya berlangsung lama, tetapi juga dalam dan
sebagian berarus deras.
Saat
di hubungi perponsel, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Palangkaraya
Hidayat mengungkapkan, iklim tahun ini di sebagian besar Kalimantan Tengah akan
turun sepanjang tahun, termasuk pada bulan-bulan musim kemarau. Kondisi ini
disebut kemarau basah.
Masalahnya,
hujan lebat yang turun seperti bulan Agustus lalu dua kali lipat dari kondisi
normal. ”Normalnya, pada bulan Agustus cuma 100-an milimeter per bulan. Sejauh
ini malah sampai 200 milimeter,” katanya.
Karena
kondisi itulah, Hidayat sebelumnya mengimbau agar daerah di sisi hilir juga
mewaspadai banjir kiriman dari hulu. Peringatan itu ternyata benar-benar
terbukti ketika beberapa waktu lalu banjir kiriman dari hulu menerjang
kecamatan-kecamatan hilir Sungai Katingan.
Dari
data yang berhasil diperoleh dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Katingan, tercatat 814 keluarga di delapan kecamatan di Kabupaten
Katingan terkena dampak banjir tersebut. Selain menggenagi ratusan rumah dan
lahan pertanian warga, banjir juga sempat mengganggu arus lalu lintas di Trans
Kalimantan (Palangkaraya-Sampit) hingga menyebabkan kemacetan yang cukup
panjang.
Terpisah,
Direktur Wahana Lingkunga Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah Arie Rompas menuding
banjir ini akibat dari Degradasi hutan, seperti pembalakan hutan dan konversi
hutan secara besar-besaran yang sedikit demi sedikit menghilangkan kemampuan
hutan untuk menyimpan cadangan air di dalam tanah.
“Misalnya
banjir yang terjadi di Kabupaten Katingan, itu kan karena konversi hutan dan
pembukaan lahan hutan skala besar,” ujarnya. Tak heran jika dalam beberapa
waktu belakangan ini seringkali terjadi banjir. Sebaliknya pada musim kemarau,
sungai dan lahan sangat mudah kering. “Belum lama ini misalnya kita mengeluhkan
air yang payau. Kita juga kesulitan mendapatkan air. Secara tidak langsung itu
juga akibat dari penggundulan hutan,” timpalnya.
Kondisi
ini membuktikan bahwa banjir di Katingan bukan sekadar besaran curah hujan
lagi, sebab kalau itu masalahnya, dari dulu orang-orang di disini telah
mengantisipasinya dengan mendirikan rumah panggung. Yang terjadi justru ini
adalah buah dari kerusakan alam semakin parah.
Keseimbangan
alam kini mulai goyah karena investasi yang cenderung mengabaikan masalah
lingkungan. Kalau kita lihat sisi lingkungan, ancaman bencana alam itu sebenarnya
kita yang mengundangnya. ---bersambung---
Posting Komentar