Dibalik Kemenangan Obama

Selasa, 04 Desember 20120 komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Pengalaman dari seorang tokoh muda Pasundan

Debat Capres Amerika Serikat 2012, Obama Vs Romney/Ist
“Exsperience is the best teacher,” Kenapa? Jelas saja, karena pengalaman tidak pernah meberikan tugas dan PR, hehe, Just kidding. Terlepas dari itu semua, saya masih yakin jika pengalaman masih menjadi guru terbaik dan belajar dari pengalaman orang lain adalah yang terbaik, selain lebih mudah tentunya juga lebih murah.

Saya merasa sangat beruntung, meski tidak bisa turut serta ke Amerika Serikat, seorang pimpinan Paguyuban Bogor, Dr. Arya Bima mau berbagi pengalamannya ketika menyaksikan pesta demokrasi untuk menentukan orang nomor satu di Negara paman sam tersebut.

Kesempatan menginjakkan kaki ke Negara adi daya tersebut karena dirinya mendapat undangan dari American Council for Young Political Leaders (ACYPL), suatu lembaga nirlaba yang sejak 1966 fokus pada program membangun jaringan komunikasi pemimpin politik muda sedunia.

Dari paparan tokoh muda berdarah Sunda tersebut dapat saya simpulkan, Jika pemilihan presiden kali ini dalah yang paling dramatis dalam sejarah Amerika, pasalnya pilpres kali ini diwarnai dengan terjangan badai Sandy yang sangat hebat dan tentunya memberikan dampak signifikan bagi peta politik di hari-hari akhir kampanye.

Tidak saja dalam hal jadwal kampanye, namun juga strategi dan isu kampanye. Romney kehilangan momentum terbaiknya karena badai ini. Isu andalan Romney untuk menyerang Obama yaitu kemunduran ekonomi dan tingginya pengangguran seketika tergeser dengan masifnya pemberitaan mengenai dampak bencana.

Obama kemudian mendapat momentum untuk menunjukan kelasnya sebagai commander in chief dengan terjun langsung memimpin penanganan bencana. Terlepas dari sentiment apapun, paling tidak sikap ini sudah dimiliki orang nomor dua di Kabupaten Katingan saat ini, karena beliaulah pejabat pertama yang turun ke lokasi kebakaran ketika terjadi kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah warga Tumbang Senamang beberapa waktu lalu.

Kembali pada pesta demokrasi Negara adi daya, akibat terjangan badai tersebut, ada Hal menarik yang dapat dipetik pelajaranya, kedua kandidat menunjukan kelasnya sebagai negarawan dengan sepakat untuk puasa bicara politik dan menghentikan jadwal kampanye untuk beberapa hari. Saya rasa sikap sportifitas semacam ini masih teramat langka di tanah air beta.

Pada detik detik terakhir masa kampanye, Arya Bima sempat hadir pada kampanye Romney dan Obama di Denver Colorado. Sebagai pendukung Obama, tentu saja dirinya sempat khawatir membandingkan kedua kampanye tersebut.

Kampanye Romney sangat megah dan meriah dibanding Obama. Diadakan di stadion olahraga dengan kapasitas sekitar 30 ribu dan penuh, lengkap dengan tata suara dan pencahayaan layaknya konser musik.

Sementara kampanye Obama diadakan di lapangan kampus dengan kapasitas sekitar 5 ribu orang dan panggung seadanya. Ya, Romney adalah pengusaha sukses yang kemudian menjadi gubernur dan didukung oleh banyak kelompok pengusaha kaya di Amerika.

Keputusan kontroversial dari Mahkamah Agung Amerika yang menghapus batas sumbangan pengusaha dalam kampanye pilpres jelas sangat menguntungkan kubu Romney. Iklan kampanye Romney di media juga jauh lebih masif dan intensif ketimbang Obama.

Nah dari latar tersebut banyak pengamat yang memprediksi bahwa Romney memiliki kans untuk menang tipis dari Obama. Tentu saja hal ini membuat tokoh muda pasundan tersebut terpengaruh dengan berbagai analisa.

Sampai pagi hari ketika pemungutan suara, tepatnya hari selasa (6/11) rakyat Amerika mulai bergegas ke TPS-TPS, Ariya mulai berkeliling untuk sebanyak banyaknya berbincang dengan pemilih di sekitar tempatnya menginap di kota Denver, negara bagian Colorado. Negara bagian ini adalah satu dari 11 negara bagian yang dikategorikan swing states atau tempat bagi pemilih mengambang yang tidak bisa digolongkan menjadi basis, baik republik atau demokrat.

Sungguh diluar dugaan, Dari hasil perbincangannya dengan para pemilih, Arya menemukan fakta bahwa nyaris semua orang yang diajaknya bicara merespon dengan jawaban yang sama. Bagi mereka, terlepas dengan segala kontroversi tentang kinerja di bidang ekonomi, mereka yakin Obama jauh lebih jujur dan tulus dibanding Romney.

Dari mana mereka bisa simpulkan hal tersebut? Hanya dari acara debat televisi! Ya, begitu dahsyatnya dampak debat bagi perilaku pemilih di Amerika. Sementara Romney dilihat sebagai figur yang tidak memiliki prinsip yang jelas serta hanya mewakili kepentingan kelas menengah.

Ketika kemudian Obama dinyatakan menang, itu tidak lagi membuat kejutan bagi Arya, apalagi Hasil dari survey juga menunjukan bahwa tiga faktor utama menjadi penentu kemenangan Obama yaitu perempuan, kalangan latin, dan anak muda.

Dengan program asuransi kesehatan Obamacare dan berbagai program dan kebijakan pro perempuan, sangat wajar bila Obama menuai dukungan signifikan dari kalangan latin Amerika dan perempuan.

Latin adalah minoritas terbesar di Amerika dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Kalangan latin sangat simpatik dengan berbagai kebijakan Obama di bidang Imigrasi dan kesehatan yang berpihak pada mereka.

Singkat kata, saya semakin percaya bahwa dua faktor kunci adalah resep universal bagi siapapun yang memiliki cita-cita meraih posisi kepemimpinan yaitu kekuatan karakter dan program.

Obama mampu melawan kekuatan dahyat pemodal dengan citra diri yang memiliki kekuatan kejujuran dan ketulusan. Dipadukan dengan rekam jejak dan program yang berpihak pada rakyat banyak, keduanya menjadi kombinasi yang sangat dahsyat.

Artikel Lain; Pemilukada DKI Jakarta

Kasongan, Selasa 4/12 2012.
Disclaimer; Meski sudah mengalami suntungan disana sini, artikel di atas pernah dibahas dalam diskusi pada forum kebanggaan warga Pasudan, Paguyuban Bogor dengan topic “Belajar Dari Kemenangan Obama”. Postingan ini bertujuan untuk pendidikan dan pecerahan, semoga bermanfaat. Amin.
Share this article :

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger