Kisah Usang Uang 1.000 dan 100.000

Jumat, 06 April 20122komentar

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


#Renungan

Lagi; Celoteh dari isi dompet ( Baca juga; Dompet I & II )
Uang Rp.1.000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak dan di edarkan oleh dan dari Bank Indonesia…

Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar dimasyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan.

Uang Rp.100.000 bertanya kepada uang Rp.1.000 ; “kenapa badanmu begitu lusuh, kotor dan bau amis…?”

Di jawablah oleh uang Rp.1000,- ; “karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis.”

Lalu uang Rp.1.000 bertanya balik pada uang Rp.100.000 ; “kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?”

Dijawabnya ; “karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet.”

Lalu uang Rp.1.000 bertanya lagi ; “pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?”

Dijawablah…: “belum pernah."

Uang Rp.1.000.- pun berkata lagi ; “ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap jum’at aku selalu mampir di Mesjid-Masjid, dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur, karena aku dipandang bukan karena sebuah nilai, tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat.”

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.

Jadi….Bukan seberapa besar penghasilan anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan anda itu. karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong.

Ditulis kembali di Tamiang Layang, 6/4 2012.
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Anonim
7 April 2012 pukul 21.30

Tanpa bermaksud mengurangi pesan positif cerita di atas.
Si Rp. 100.000,- pun mempunyai peranan yang cukup besar bila dugunakan untuk kebaikan, bukankah tempat ibadah tersebut juga bisa berdiri karena kelipatan dari si Rp. 100.000,- dan teman - temannya itu kan ?

8 April 2012 pukul 00.05

Saya mencoba untuk mengajak kawan2 melihat sesuatu bukan berdasarkan nilai, tapi manfaat. seperti apa yg kawan maksud, semuanya punya peran namun kita sering lupa akan peran si kerdil yg tanpa kita sadari punya peran besar juga dalam mengisi kehidupan ini. terimakasih atas tanggapanya, salam kenal kawan

Posting Komentar

Followers My Blog

 
Support : Creating Website | Fahruddin Fitriya SH | Kecoak Elektronik
Copyright © 2012. PENA FITRIYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Vitrah Nusantara
Proudly powered by Blogger